Dirty Vote Film Dokumenter Ditonton 1,8 Juta Dalam 16 Jam di Youtube
KLIKSAMARINDA – Dirty Vote Film dokumenter dirilis Pusat Studi Hukum dan Kebijakan atau PSHK Indonesia pada 11 Februari 2024 di akun Youtubenya. Berdurasi hampir 2 jam, film ini membongkar berbagai dugaan dan indikasi kecurangan dalam pemilu serta jalan politik Presiden Joko Widodo menjelang masa jabatannya berakhir.
Dirty Vote Film dokumenter ini dibintangi 3 pakar hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Mereka mengungkap adanya dugaan indikasi penggunaan infrastruktur kekuasaan secara terstruktur, masif, sistematis disertai beberapa conth kasus, untuk memenangkan pemilu demi mempertahankan status quo.
“Jika anda nonton film ini, saya punya pesan sederhana satu tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk anda melakukan penghukuman,” kata Zainal Arifin Mochtar dalam scene pembuka film Dirty Vote yang dirilis PSHK Indonesia, 11 Februari 2024.
Selain Zainal yang kerap disapa Uceng itu, dua pakar lainnya dalam Dirty Vote Film dokumenter mengungkap skenario dan berbagai instrumen kekuasaan yang diduga telah digunakan pemegang kekuasaan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
“Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara,” demikian caption pada Dirty Vote Film dokumenter yang tayang di Youtube PSHK.
“Saya mau terlibat dalam film ini karena ingin banyak orang paham telah terjadi kecurangan luar biasa dalam pemilu,” ujar Bivitri Susanti.
Sementara itu, Feri Amsari menyebut Dirty Vote Film dokumenter dengan durasi sepanjang 1 jam 57 menit 21 detik ini akan mendidik publik tentang betapa curangnya pemilu dan bagaimana politisi mempermainkan pemilih.
Dirty Vote Film dokumenter yang disutradarai Dandhy Laksono ini antara lain membahas tentang Gibran Rakabuming, putra Jokowi, yang maju sebagai calon wakil presiden tanpa dukungan partai pengusung ayahnya, Presiden Joko Widodo, yaitu PDI Perjuangan.
Menurut Zainal Arifin Mochtar, Dirty Vote Film dokumenter ini merupakan monumen peran rakyat melahirkan Jokowi sebagai presiden. Ia menyebut data dan fakta dalam film dilengkapi analisis pakar tata negara.
Dirty Vote Film dokumenter dirilis menjelang pelaksanaan pemilu serentak 2024. Dalam 16 jam setelah dirilis, jumlah penontonnya telah mencapai 1,8 juta.
“Film ini adalah monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi,” ungkap Zainal.
Dirty Vote Film dokumenter ini diharapkan membuka mata publik tentang indikasi adanya manipulasi dan kecurangan dalam pesta demokrasi. Sehingga, rakyat dapat memberikan suara dengan kepala dingin demi terwujudnya pemilu yang jujur dan adil.
Terutama jika melihat dalam Dirty Vote Film dokumenter ini perjalanan panjang Gibran sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pemilu 2024. (*)