Aksi Tolak Kenaikan BBM di Samarinda, Mahasiswa Datangi DPRD Kaltim

KLIKSAMARINDA – Aliansi Masyarakat Kaltim Membara kembali melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kaltim, Selasa 13 September 2022.
Sebelumnya, Aliansi Masyarakat Kaltim Membara juga telah menyampaikan aspirasi di Kantor Gubernur Kaltim.
Mahasiswa Aliansi Masyarakat Kaltim Membara kembali menyuarakan penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Secara umum Aliansi Masyarakat Kaltim Membara menyampaikan 4 tuntutan.
1. Mendorong payung hukum yang jelas terhadap penggunaan BBM bersubsidi
2. Mengevaluasi peran BPH Migas yang bertugas melakukan pengaturan
3. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM bersubsidi
4. Mendesak pemerintah memberantas mafia migas dan tambang, serta menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Humas aksi, Sayid Ferhat menyatakan, aksi kali ini sebagai aksi lanjutan dari aksi sebelumnya. Pihaknya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kaltim Membara tidak akan berhenti di aksi jilid kedua ini.
“Kami mau boikot gedung DPRD Kaltim ini sampai harga BBM diturunkan. Kami masih berangkat dari tuntutan yang sama,” ujar Sayid Ferhat, Selasa 13 September 2022.
Aliansi Masyarakat Kaltim Membara menilai masyarakat belum utuh secara ekonomi dan masih merangkak kembali pasca pandemi COVID-19.
Sehingga keputusan menaikkan harga BBM bukanlah kebijakan yang tepat.
“Di tengah-tengah situasi masyarakat Kaltim tidak ada yang sepakat kalau harga BBM naik. Kalau semua rakyat bilang nggak setuju, kalau wakilnya setuju berarti bukan wakil rakyat, tapi wakil konglomerat,” ujar Sayid.
“Ketimbang subsidi BBM yang dicabut dengan alasan subsidi BBM bisa bikin jalan tol beribu-ribu meter? Kata siapa itu bermanfaat? Sedangkan rakyatnya nggak semua punya mobil dan mampu bayar jalan tol,” ujar Sayid.
Hingga Selasa sore, pengunjuk rasa masih melakukan orasi. Massa Aliansi Masyarakat Kaltim Membara berkumpul di depan Kantor DPRD Kaltim.
Mahasiswa ingin mencoba masuk ke dalam kantor DPRD Kaltim di Jalan Teuku Umar, Samarinda. Namun, pintu ditutup dan dijaga aparat.
Arus lalu lintas juga terganggu sehingga akses kendaraan dialihkan ke jalan alternatif lainnya. (Pia)