FokusNews

Warga Samarinda Sakit Batuk dan Demam di Sebuah Bengkel Dievakuasi Relawan Dengan Protokol Covid-19

KLIKSAMARINDA – Dani, seorang relawan peduli bencana di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tak mau ambil risiko ketika mengevakuasi seorang warga yang terbaring sakit di sebuah bengkel perbaikan kursi. Saat melakukan evakuasi bersama Tim Call Center 112 dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Kamis 30 April 2020, Dani memiliki mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) dari Tim Inafis Polresta Samarinda.

Bukan tanpa alasan Dani memilih mengenakan pakaian APD saat mengevakuasi warga yang lemas itu. Dani paham jika saat ini wabah virus corona (Covid-19) tengah melanda seluruh dunia, tak terkecuali di Samarinda dan Kalimantan Timur (Kaltim) pada umumnya.

“Daripada ada apa-apa, lebih baik baju ini saya gunakan. Meski peyakit orang itu belum diketahui,” ujar Dani sesaat sebelum mengevakuasi warga yang mengeluh sakit demam dan batuk di Jalan Tepian Sholawat, kawasan Kehewanan, RT 24, Kelurahan Sidomulyo, Samarinda.

Evakuasi pun berjalan sesuai protokol Covid-19. Dengan menggunakan baju hazmat, Dani kemudian memasuki bengkel dan mendekati warga itu. Di sana, tampak warga dengan pakaian jaket kuning dalam kondisi lemas, batuk, serta demam tinggi. Laki-laki berusia 35 tahun itu terbaring di sebuah kursi bekas.

Perlahan, petugas pun memapah warga yang sakit itu untuk berjalan mendekati kereta ranjang dan masuk ke dalam ambulance. Tukang parkir yang tidak memiliki rumah ini pun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum AW Syahranie Samarinda dengan mobil ambulance milik Puskesmas Biawan untuk menjalani pemeriksaan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga menyemprot sekitar tempat korban beristirahat dengan cairan diisnfektan.

Pria yang dikenal warga sebagai tukang parkir di sebuah toko di Jalan Biawan, Samarinda ini diketahui telah 2 hari tidur di tempat itu. Pemilik bengkel kursi, Asatia mengaku, beberapa hari yang lalu sempat melihat korban melintas di bengkelnya. Kemudian ia memanggil untuk memberi makan.

Asatia juga mengetahui jika warga ini memiliki keluarga. Namun sejak istrinya di penjara di Kutai Kartanegara, dia jadi tidak punya rumah.

“Dia mengaku sudah beberapa hari tidak makan, sehingga saya beri makan. Setelah itu, saya tinggal pulang ke rumah. Dia tetap tinggal di samping bengkel. Pagi tadi, dia mengeluh sakit demam, batuk, dan sesak napas. Takut ada apa-apa, saya laporkan ke Pak RT,” ujar Asatia.

Ketua RT 24, Kelurahan Sidomulyo, Amirullah mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat tentang adanya orang yang sesak napas dan deman. Karena kondisi seperti ini, Amirullah pun melaporkan kejadian ini ke call center 112 agar warga itu dievakuasi dan dapat menolongnya.

“Sudah dua malam dia tidur di sini. Tadi ada warga yang melapor ke saya, kalau ada warga yang dua hari tidur saja. Ada batuk. Saat ditanya ia menjawab demam dan menggigil. Warga pun jadi khawatir,” kata Amirullah. (Jie)

Back to top button
DMCA.com Protection Status