Samarinda Masuk Penilaian BNPB Soal Ketangguhan Sistem Kesehatan Masyarakat Nasional
KLIKSAMARINDA – Kota Samarinda masuk dalam Pelaksanaan Penilaian Ketangguhan Sistem Kesehatan Masyarakat Kabupaten/Kota dan Menghadapi Bencana. Selain Samarinda, daerah lainnya yang masuk dalam program tersebut adalah Kota Semarang, Kabupaten Badung, Kabupaten Lumajang.
Penilaian ini diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Direktur Strategi BNPB Agus Wibowo menyampaikan dalam teleconference, Kamis 2 Juli 2020, yang paling penting dari kota tangguh adalah pimpinan daerah harus punya visi misi ke arah sana.
“Pimpinan daerah harus punya visi misi menuju kota tangguh. Selain itu pimpinan daerah perlu komitmen untuk tujuan ini karena dari sana perangkat daerah lainnya akan mengikuti arah program kerja pembangunan. Yang penting ada kemauan pasti ada jalannya. Pertemuan virtual ini sifatnya hanya motivasi sosialisasi dan nanti bisa dilanjutkan dengan workshop juga melalui buku sebagai panduan,” ujar Agus Wibowo.
Menurut Agus Wiboowo, langkah mendasar menuju kota tangguh ada penilaian 10 indikator, antara lain:
1) organisasi dan koordinasi,
2) pengkajian atau skenario risiko,
3) rencana keuangan dan anggaran,
4) pembangunan dan rancangan kota yang tangguh,
5) kawasan penyangga dan jasa-jasa ekosistem,
6) kapasitas kelembagaan,
7) kemampuan komunitas,
8) infrastruktur pelindung,
9) kesiapsiagaan dan tanggap bencana,
10) perencanaan pemulihan pasca bencana dan pembangunan lebih baik.
Dalam video teleconference via Zoom, mewakili Pemkot Samarinda hadir Sekda Kota Samarinda Sugeng Chairuddin didampingi Sekretaris BPBD Kota Samarinda Hendra AJ. Sugeng Chairuddin menyampaikan sejak tahun 2015 lalu Kota Samarinda sudah membangun landasan sebagai Kota Tangguh Terhadap Bencana.
“Sebelumnya Pemkot Samarinda mengucapkan terima kasih atas perhatian dari BNPB, yang mana dimasukkan dalam perencanaan penilaian kota tangguh. Sebenarnya tahun 2015 lalu Kota Samarinda sudah melakukan perencanaan. Terutama tentang mengatasi masalah banjir di Kota Samarinda. Sebelumnya kami rasakan banjir di Samarinda ada yang siklus 10 tahunan dan 20 tahunan. Namun belakangan ini sepertinya tidak berlaku karena tiap tahun ada banjir dengan skala besar,” ujar Sugeng Chairuddin.
Selain banjir, imuh Sugeng Chairuddin, Kota Samarinda juga rawan dengan longsor, serta kebakaran.
“Intinya Pemkot Samarinda siap mendukung program dari Pusat. Bagaimanapun menjadi kota tangguh juga dambaan kita semua terutama seperti sekarang ini di masa pandemi Covid-19 harus tetap patuhi aturan protokol kesehatan,” ujar Sugeng Chairuddin melalui rilis. (*)