Menyingkap Perjalanan Puitis Unis Sagena dalam Dua Antologi

KLIKSAMARINDA – Unis Sagena bukan penulis kemarin sore. Demikian setidaknya deskripsi ringkas sebagai pembuka dari Dahri Dahlan saat mulai mengguar sekelumit puisi-puisi Unis Sagena dalam dua antologi, di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim, Minggu malam 26 Januari 2025.
Dua antologi puisi karya Unis Sagena itu kiini telah mewarnai dunia perpuisian Indonesia dan Kalimantan Timur (Kaltim). Keduanya meramaikan jagat sastra usai peluncuran.
Dua antologi puisi karya dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman ini berjudul “Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan” dan “Tiada Jembatan yang Tak Luka”.
Sagena membuka jendela baru pemahaman tentang kompleksitas perasaan dan makna dalam jagat sastra kontemporer.
Dalam malam peluncuran yang digelar secara hibrid pada Minggu, 26 Januari 2025, Unis Sagena membuktikan bahwa puisi bukanlah sekadar untaian kata, melainkan sebuah perjalanan intelektual yang mendalam.
Diterbitkan oleh Hikam Media Utama pada Agustus 2024, kedua antologi ini masing-masing menghadirkan lebih dari 90 halaman penuh makna yang menggali referensi sastra dan pergulatan pemikiran.
Syafruddin Pernyata, seorang penulis dan tokoh literasi Kaltim, dengan tegas menyatakan, “Karya Unis Sagena layak mendapatkan apresiasi publik literasi di Kaltim.”
Pernyataan senada disampaikan Syafril Teha Noer, wartawan senior dan budayawan, yang bahkan mengungkapkan kecemburuannya: “Karya Unis Sagena membuat cemburu karena tak semua orang bisa menulis puisi.”
Proses pembedahan karya dilakukan oleh dua akademisi terkemuka. Dahri Dahlan dari Universitas Mulawarman mengapresiasi karya Sagena sambil memberikan catatan kritis tentang penggunaan bahasa yang “cenderung klise namun bergantung pada interpretasi pembaca.”
Sementara Hendra Gunawan dari Universitas Hasanuddin turut memberikan perspektif akademisnya dengan mengurai benang merah keilmuan Unis Sagena dengan karya-karya puisi yang ditampilkannya pada antologi tersebut.
Peluncuran buku ini merupakan hasil kerja sama strategis antara:
– Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur
– Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kaltim
– Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim
– Jaring Penulis Kaltim (JPK)
Acara diisi dengan pembacaan puisi oleh sejumlah penulis berbakat dari berbagai daerah, seperti Nur Aliyah Aini dari Berau, Arniyati Amin dari Makassar, dan deretan nama lainnya yang turut memperkaya malam apresiasi sastra ini.
Antara laiin, Sri Musdikawati (Polewali Mandar), Rini Intama (Tangerang), Nur Hira Abdul Kadir (Makassar), Ulfah Diana Sagena (Majene), Fitriani Um Salva (Samarinda), dan Hamdani (Samarinda).
Dua antologi puisi Unis Sagena ini diperkaya dengan referensi ke nama-nama besar sastra Indonesia.
Dari WS Rendra hingga Sapardi Djoko Damono, dari lisong sampai Rocky Gerung, serta sentuhan filosofis Rumi, karya ini menunjukkan jejak kedalaman intelektual penulisnya.
Bagi pecinta sastra yang tertarik, kedua buku antologi ini dijual dengan harga Rp65.000 per eksemplar.
Buku ini tidak sekadar kumpulan puisi, melainkan sebuah perjalanan intelektual yang kaya akan catatan kaki dan rujukan sastra.
Peluncuran karya Unis Sagena bukan sekadar momen literasi, melainkan representasi dinamika pemikiran sastra kontemporer di Kalimantan Timur.
Ia menghadirkan suara baru yang segar, mengajak pembaca untuk merefleksikan makna di balik kata-kata. (*)