Kaltim Perlu Bersiap Diri Hadapi Krisis Pangan Global dengan Pertanian Berkelanjutan
KLIKSAMARINDA – Situasi ekspor hasil pertanian yang menurun di seluruh dunia perlu menjadi perhatian bagi Indonesia, termasuk Kaltim. Sekitar 21 negara tercatat berhenti melakukan ekspor hasil pertaniannya.
Menurut Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kaltim menjadi tidak bisa ditawar lagi. Sektor pertanian berkelanjutan, karena itu, menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga produksi pangan.
Menurutnya, situasi ini tidak hanya mengancam perekonomian daerah, tetapi juga ketahanan pangan masyarakat. Faktanya, menurut politikus PDI Perjuangan ini, Indonesia, termasuk Kaltim, belum mampu memenuhi kebutuhan pangan dari hasil pertanian secara mandiri.
Akibatnya, jika tidak dapat memproduksi hasil pertanian sendiri, tidak jelas dari mana akan memperoleh pasokan pangan.
“Kalau kita nggak produksi sendiri, mau beli dari mana? Nggak ada orang jualan lagi,” ujar Muhammad Samsun.
Dalam situasi ekspor hasil pertanian global menurun, Muhammad Samsun mengajak seluruh pihak berpikir lebih serius tentang ketahanan pangan. Tujuannya agar Kaltim yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian harus memastikan pengelolaan potensi pertanian bisa maksimal.
Muhammad Samsun menjelaskan, pertanian berkelanjutan adalah kunci dalam menghadapi tantangan ini. Pertanian bukan hanya sektor ekonomi, tetapi juga merupakan sumber utama makanan bagi banyak orang di seluruh dunia. Untuk alasan ini, semua pihak harus memiliki kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan di Kaltim.
Pasalnya, isu ketahanan pangan di Indonesia, tak terkecuali di Kaltim, telah menjadi isu hidup dan mati bagi banyak orang. Sebagai contoh, di beberapa negara di luar sana, seperti Belanda dan Amsterdam, anak-anak di sekolah tidak lagi mendapatkan sarapan pagi. Ini adalah tanda bahwa krisis pangan bukanlah sesuatu yang jauh dari kenyataan.
“Semua harus serius menanganinya, karena persoalan ini menyangkut hidup orang banyak. Misalnya seperti di Belanda dan Amsterdam, anak-anak mereka sekolah itu sudah tidak mendapatkan sarapan pagi. Itu tanda-tanda,” ungkap Muhammad Samsun.
Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah menggenjot generasi petani muda agar mau terlibat dalam pertanian. Kaltim membutuhkan regenerasi petani untuk memastikan kelangsungan produksi pangan.
Selain itu, Muhammad Samsun menyatakan seluruh pihak harus menghentikan pengalihan lahan pertanian produktif ke penggunaan lain yang tidak mendukung ketahanan pangan. Namun, upaya itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, tetapi juga tugas semua pihak.
Pemerintah dan masyarakat juga harus bekerja sama untuk mendukung para petani muda agar mau terlibat dalam pertanian serta menghentikan alih fungsi lahan pertanian.
“Kita harus mendorong anak-anak muda agar mau menggeluti sektor pertanian,” ujar Muhammad Samsun. (Dya/Adv/DPRDKaltim)