DPRD Samarinda Soroti Insiden Trotoar Ambruk di Jalan Kesuma Bangsa
KLIKSAMARINDA – Insiden trotoar ambruk saat pawai pembangunan, 20 Agustus 2022 lalu saat rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-77 tahun di Kota Samarinda, menuai sorotan DPRD Samarinda.
Pasalnya, trotoar tersebut diketahui masih dalam tahap pengerjaan hingga saat ini. Proyek tersebut adalah program beautifikasi trotoar di Jalan Kesuma Bangsa, Samarinda.
Namun, trotoar tersebut tiba-tiba mengalami ambruk saat warga berdiri di atasnya menonton pawai pembangunan. Meski tidak parah dan tidak ada korban, kebanyakan yang melintas saat itu adalah anak-anak.
Detik-detik pasca trotoar ambruk di Jalan Kesuma Bangsa Samarinda pun sempat viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak anak-anak dan ibu-ibu yang terperosok ke dalam parit di bawah trotoar dan berupaya naik.
Insiden trotoar ambruk ini bukan kali pertama terjadi di Samarinda. Pada 2016 lalu, insiden serupa pernah terjadi.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar, menyesalkan adanya insiden trotoar ambruk tersebut. Sebagai perwakilan rakyat, Anhar meminta agar rekannya sesama dewan yang memiliki daerah pilihan di kawasan tersebut untuk aktif bersuara.
Terlebih proyek yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda itu dianggap berisiko membahayakan para pejalan kaki.
“Kalau niatannya sudah bagus. Pemkot mau beautifikasi (memperindah) trotoar. Tapi pilih pelaksana yang benar. Jangan asal mengadakan. Sementara teknisnya tidak berjalan dengan baik,” ujar Anhar, Senin 22 Agustus 2022 kemarin.
Anhar juga menyebutkan fungsi pengawasan harusnya bisa dijalankan oleh 45 dewan yang dipilih oleh masyarakat.
Dengan kejadian seperti ini, Anhar juga mengkritik fungsi controling lembaga legislasi yang mendapatkan gaji dalam menjalankan fungsinya.
“Jadi kami di DPRD ini tidak mengkritisi Pemkot. Tapi dari dewan itu harusnya juga melakukan pengawasan. Terutama saya minta pimpinan dewan, agar berani bersuara, jangan hanya menjabat secara formalitas,” ujar Anhar.
Menurut Anhar, dalam setiap usulan kegiatan, terutama yang menggunakan APBD, telah mendapat persetujuan dari pihaknya.
Sehingga sudah seharusnya diawasi bersama, agar peristiwa yang terjadi pada momen pawai pembangunan ini, tidak terulang kembali.
“Jangan sembarang mengusulkan perbaikan, lalu tidak diawasi dengan benar,” ujar Anhar.
Proyek pengerjaan trotoar tersebut menggunakan APBD Kota Samarinda sebanyak Rp4,7 miliar. Jika tahun lalu berbentuk keramik, tahun ini kembali dibongkar menggunakan bahan dasar batu alam, andesit.
Namun hal itu tidak menjamin trotoar tersebut akan aman dilalui untuk pedestrian (pejalan kaki).
Kepala Bidang Bina Marga PUPR Kota Samarinda, Budi Santoso, proyek tersebut sebelumnya merupakan proyek dari Pemprov Kaltim. Saat ini, pihaknya mengupayakan perbaikan trotoar tersebut secepatnya.
“Kita sudah pastikan perbaikannya bersama dengan paket kegiatan yang ada. Itu bersamaan pemasangan pelat besi serta keramik,” ujar Budi Santoso, Senin 22 Agustus 2022.
Berdasarkan keterangan pekerja di lapangan, runtuhnya trotoar yang ada saat ini sebenarnya bukan bagian dari pekerjaan baru saat ini.
“Kami hanya pasang keramik (batu andesit) saja. Kalau bagian bawahnya itu pekerjaan lama. Tidak tahu pekerjaannya tahun berapa,” ujar pekerja tersebut yang enggan dicantumkan namanya dalam berita. (Pia/Adv)