Diminta Pulang Kampung, Mahyudin Pertimbangkan Maju Pilgub Kaltim 2024
KLIKSAMARINDA – Drs Mahyudin, akhirnya buka suara soal isu yang mencuat belakangan ini. Yakni, seputar rencana dirinya untuk maju merebut posisi Kalimantan Timur (Kaltim) 01 pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2024 mendatang.
Menurutnya, keputusan untuk maju sebagai Gubernur Kaltim masih berada dalam tahap pertimbangan. Itu artinya, Mahyudin masih akan melihat situasi terkini yang ditentukan pada survei dan keinginan masyarakat di Bumi Etam.
Mahyudin mengaku tidak ingin buru-buru memutuskan iya atau tidak. Semua mengalir begitu saja, sesuai dengan dukungan dari masyarakat.
“Saya kira harus survei dulu, kalau memang masyarakat banyak yang menginginkan saya, ya saya tidak bisa nolak. Tapi kalau kira-kira tidak banyak seperti kenyataannya, ya saya tidak maju. Jadi posisinya hari ini adalah fifty-fifty,” ujarnya, Minggu 15 Oktober 2023.
Berkiprah selama puluhan tahun dan punya banyak pengalaman di kancah politik, tentunya membuat pria berzodiak Gemini ini merasa optimis akan mendapat banyak dukungan. Bahkan, ia mengaku diminta oleh sejumlah tokoh masyarakat yang datang kepadanya.
“Tokoh-tokoh masyarakat datang. Katanya, “sudahlah Pak Mahyudin. Ini panggilan anda untuk kembali ke Kaltim. Sudah kelamaan anda di Jakarta. Sudah saatnya bapak pulang kampung,” bebernya.
Alasan lain yang membuat Mahyudin ingin maju menjadi KT01 yakni, kekhwatirannya terhadap dampak dari pembangunan IKN di Bumi Etam. Jangan sampai kehadiran IKN justru membuat daerah penyangga terasa seperti ‘Neraka’. Dalam artian, tak melibatkan masyarakat Lokal
“Kaltim ini bisa dikatakan serambinya IKN. Jangan sampai IKN itu bagaikan surga, eh serambinya malah bagaikan neraka. Kita ingin, begitu IKN ada di sini, Kaltim harus jadi tuan rumah, jangan hanya jadi pelengkap tok,” tegasnya.
Masyarakat bisa berkaca saat sosok Bambang Susantono terpilih menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara, yang notabenenya bukan Putra Daerah. Dari sini saja, lanjut Mahyudin, keterwakilan IKN tidak sesuai harapan kebanyakan masyarakat.
“Kita harus melihat gejala ini. Khawatirnya itu kalau nanti orang-orang Kaltim hanya jadi penonton saja. Ini hati-hati. Kita tidak ingin seperti itu. Masyarakat lokal harus terlibat,” ujar Mahyudin. (Dya)