Mengapa Kata “Sontoloyo” Isran Noor Disoal Ketua DPW Rampas Kaltim Setia 08 Berdaulat?
KLIKSAMARINDA – Ucapan Isran Noor, mantan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), mendapat sorotan dari Ketua DPW Rampas Kaltim Setia 08 Berdaulat, Sutan Sachrial.
Apa kata Isran Noor yang disorot Sutan Sachrial tersebut?
Diketahui Isran Noor menyatakan ucapan yang berkaitan dengan kebijakan memotong anggaran Beasiswa Kaltim Tuntas oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik.
Ketua Kontingen PON Kaltim Aceh-Sumut 2024 ini mengatakannya pada acara resmi Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Balikpapan (Uniba) pada Sabtu, 14 September 2024.
Sebagaimana bisa disimak dari Tribun Kaltim dan video streaming Onix Channel Indonesia, Isran Noor menggunakan kata “sontoloyo” terhadap Pj Gubernur Kaltim.
Menurutnya, kebijakan pemotongan anggaran bukan terjadi saat dirinya menjabat Gubernur Kaltim.
Kebijakan pemotongan anggaran beasiswa tersebut terjadi pada saat kepemimpinan Pj Gubernur Kaltim.
“Ini bukan karena saya, tapi karena urusan Pj. Siapa Pj itu? Sontoloyo itu!” ujar Isran.
Sementara itu, Pj Gubernur Akmal Malik tak memberikan komentar atas pernyataan Isran Noor atas kebijakannya tersebut.
“No comment, yang penting saya bekerja,” kata Akmal Malik saat dikonfirmasi wartawan di Rumah Jabatan (Rujab) Komplek Kantor Gubernur jalan Gajah Mada, Samarinda belum lama ini.
Apa sebenarnya arti kata sontoloyo? Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sontoloyo memiliki arti konyol, tidak beres, dan bodoh.
Nah, penggunaan kata sontoloyo oleh Isran Noor di hadapan generasi muda dan calon mahasiswa di Uniba inilah yang kemudian memicu sorotan dari Sutan Sachrial.
Sutan Sachrial menyayangkan atas diksi Isran Noor di depan anak-anak penerus bangsa. Kata-kata tersebut dianggap tidak pantas diucapkan seorang calon pemimpin di hadapan mereka.
“Kalau etikanya, bahasa sontoloyo itu adalah kalimat yang sangat-sangat tidak elok untuk diucapkan di depan mahasiswa baru. Apalagi yang mengucapkan seorang calon pemimpin,” jelas Sutan, Minggu 15 September 2024.
Sutan menilai pernyataan itu tidak pantas dilontarkan Isran Noor di hadapan mahasiswa baru karena bisa meracuni generasi muda.
Menurutnya, pilihan kata yang lebih santun bisa digunakan Isran untuk mewakili perasaannya di hadapan publik. Hal ini menurutnya berkaitan dengan adab dan budaya Indonesia yang mengedepankan perilaku baik dan santun.
“Kan, bisa diutarakan dengan bahasa yang baik. Kita ini Indonesia, dikenal sebagai bangsa-bangsa yang beradab. Buatlah generasi muda kita bisa mencontoh perilaku yang baik dan santun,” ungkap Sutan.
Sutan meminta agar setiap calon pemimpin dapat menyaring perkataannya saat berada di depan publik.
Sehingga pemimpin berikutnya bisa memberikan contoh yang baik agar anak-anak dapat mengedepankan akhlak dan adab di dalam kehidupan sehari-harinya.
Karena itu, dirinya berpesan kepada generasi muda untuk lebih selektif menilai pemimpin masa depan.
“Semoga pemimpin yang akan datang bisa mencetak generasi beradab dan berakhlak,” harapnya. (*)