News

Refleksi Nyelong Inga Simon Saat Ultah ke-65 Tahun, Penguatan Peran Perempuan Dayak di Bumi Borneo

KLIKSAMARINDA – Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN), Nyelong Inga Simon, merayakan ulang tahun ke-65 tahun di Jakarta. Momen ulang tahunnya tersebut dimanfaatkan sebagai refleksi dan meneguhkan niatnya untuk memasuki puncak karirnya yang kedua, yakni ikut serta dalam kontestasi pemilihan calon legislatif di DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Ria Musiawan Ketua Umum Indonesia Gastronomy Community beserta jajaran pengurus, Ketua Umum Relawan Ganjar Nusantara (RGN) Darwanto, Wasekjen RGN Tarsih Ekaputra, Alexander Sonny Keraf suami Nyelong Inga Simon yang juga Menteri Negara Lingkungan Hidup Kabinet Persatuan Nasional Periode 1999–2001, dan undangan lainnya.

Nyelong Inga Simon dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dirinya akan memimpin LPDN secara amanah untuk menjadikan LPDN sebagai wadah bagi perempuan Dayak di manapun berada.

Data menunjukkan bahwa saat ini jumlah perempuan Dayak di Indonesia diperkirakan mencapai 6 juta jiwa. Rata-rata masih memegang akar tradisi yang kuat.

Sama seperti kelompok perempuan yang lain, perempuan Dayak memiliki potensi kekuatan yang besar untuk bisa berdaya dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Perempuan Dayak sendiri dikenal dengan sebutan “Intan Kanuah Tapusak-Lingu“ yang menggambarkan perempuan Dayak dengan kecantikannya yang diakui dunia, punya kecerdasan dan kegigihan yang luar biasa.

Wadah ini dimaksudkan untuk mengajak semua perempuan Dayak mengoptimalkan daya juangnya bagi bangsa dan negara, yang adil, mandiri dan sejahtera.

Lebih jauh Nyelong Inga Simon juga memantabkan niatnya dalam pengabdian untuk Indonesia melalui upaya bersama membangun kampung halaman atau dalam bahasa dayaknya “hapakat mamangun lewu” melalui konstestasi Caleg DPRD Kalteng dari PDIP dengan nomor urut 2 untuk Dapil Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.

Terjunnya ia ke dalam kancah perpolitikan daerah tak lain adalah sebagai upaya mewujudkan cita-citanya sebagai perempuan dayak untuk kembali ke kampung halaman setelah berkiprah diranah nasional demi bersama-sama membangun kampung halamannya untuk menuju kemandirian, kesejahteraan dan berkeadilan.

Lebih jauh Nyelong Inga Simon menjelaskan bahwa perempuan dayak memiliki daya juang yang tinggi dan menghormati budaya lokal tempat mereka berpijak. Enam juta perempuan itu jumlah yang besar dengan potensi diri luar biasa dan harus mendapatkan wadah yang tepat.

Menurut Nyelong Inga Simon, perempuan bukan sosok yang lemah. Kekuatan perempuan itu nyata jika sesama perempuan saling mendukung dan saling memotivasi untuk maju bersama. Memang harus diakui, budaya patriarkhi masih menjadi penghalang utama dan harus kita upayakan untuk diminimalisir.

Saat ini, sudah banyak perempuan berkiprah, mandiri secara ekonomi dan terlibat dalam berbagai sektor pembangunan khususnya di Bumi Borneo.

“Melalui momen ulang tahun saya ini, selain saya akan membayar hutang waktu terhadap suami, anak dan cucu karena selama ini saya berkarir di pemerintahan, selain itu juga membulatkan tekad saya untuk mendorong kemandirian dan peran serta perempuan dayak di manapun berada dalam setiap pembangunan yang ada di Bumi Borneo. Melalui kontestasi calon legeslatif di DPRD Provinsi Kalteng, saya memiliki tekad yang tulus untuk mengajak khususnya perempuan dayak dan secara umum masyarakat Bumi Borneo untuk Hapakat Mamangun Lewu,” ujar Nyelong Inga Simon.

Wasekjen RGN Tarsih Ekaputra menjelaskan bahwa sosok Nyelong Inga Simon selama ini dikenal sebagai perempuan dayak tradisional yang berakar kuat dalam tradisi budaya dayak yang lekat dengan segala upacara dan tradisi Dayak tradisional. Segala kehidupan dan aktivitasnya tidak lepas dari muatan upacara adat, dengan obat-obatan, dengan makanan, dengan ramuan tradisional Dayak.

“Ibu Nyelong adalah seorang akademisi, seorang aktivis mahasiswa yang mendidik dan mendorong mahasiswa—khususnya anak-anak Dayak—untuk maju, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tidak heran jika kemudia ia akhirnya dipercaya untuk menjadi Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) dan sekarang bertekad untuk membangun kampung halaman dengan turut serta dalam kontestasi Caleg DPRD Provinsi Kalteng,” jelas Tarsih Ekaputra. (*)

Back to top button
DMCA.com Protection Status