DPRD Kaltim

Muhammad Samsun Dorong Pemerintah Lakukan Program Regenerasi Petani Kaltim

KLIKSAMARINDA – Sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim) masih mengandung masalah. Satu di antara masalah pertanian berkaitan dengan minimnya regenerasi petani.

Hal ini dapat terlihat dari keberadaan petani Kaltim yang sampai saat ini masih didominasi kalangan tua. Menurut Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, kondisi tersebut berkaitan dengan produktivitas sektor pertanian di Kaltim makin menurun.

“Bisa kita lihat petani di sini (Kaltim) masih didominasi oleh kalangan tua,” ujar Muhammad Samsun beberapa waktu lalu.

Menurut Muhammad Samsun, generasi milenial di Kaltim cenderung tidak meminati untuk berkiprah di sektor pertanian. Saat ini, ada anggapan bahwa profesi petani dipandang kotor, melelahkan, dan tidak efisien.

Melihat kondisi tersebut, Muhammad Samsun mendorong pemerintah untuk mencari solusi agar generasi milenial di Kaltim berkeinginan untuk bertani dan mendalami teknologi pertanian.

“Pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk menarik minat anak muda agar mau bertani. Dengan catatan, tidak memaksa mereka para pemuda-pemuda untuk bertani. Namun, memberi pemahaman bahwa tidak masalah kotor jika pendapatan diatas rata-rata,” ujar Muhammad Samsun.

Muhammad Samsun menilai bahwa anak muda saat ini kurang pengetahuan keuntungan ketika menjadi petani. Jika dilihat dari segi penghasilan, petani memiliki cukup pendapatan.

Misal, dari menanam padi di lahan seluas 1 hektare, akan maampu menghasilkan setidaknyaa Rp10 juta per bulan.

“Coba kalau kita panen padi di lahan seluas 1 hektar, 1 bulan menghasilkan Rp10 juta. Saya yakin jika mereka mengetahuinya itu akan menarik perhatian. Tanpa harus kita paksakan pemuda kita untuk menggeluti bidang pertanian,” ujar Muhammad Samsun saat ditemui di Gedung B Komplek DPRD Kaltim, jalan Teuku Umar, Kota Samarinda.

Meskipun ada upaya mengajak kaum muda untuk bertani, namun politkus PDI Perjuangan Daerah Pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara ini mengingatkan agar jangan ada paksaan untuk menjadi petani.

Muhammad Samsun mendorong cara-cara simpatik dan menarik agar kaum muda merasa tertarik dan berani mendalami sektor pertanian ke depan. Misalnya, mulai membuka kebun atau lahan pertanian secara mandiri.

Muhammad Samsun yakin jika anak-anak muda mengetahui potensi pertanian secara mendalam, kesan petani yang berhubungan dengan kotor dan melelahkan akan sirna dengan sendirinya.

“Kotor dan kumuh itu akan hilang kalau pendapatan kita Rp10 juga,” ujar Muhammad Samsun. (Dya/Adv/DPRDKaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status