Ragam

Launching Buku di Samarinda, Rizal Effendi Bawa Kong Djie yang Melegenda

KLIKSAMARINDA – Sukses merilis buku di hari ulang tahunnya di Balikpapan akhir Agustus lalu, mantan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi kembali merilis buku “Bukan Pak Wali Lagi” di Kota Samarinda.

Rilis buku di caffe Kong Djie kawasan Citra Niaga Rabu 6 September 2022 ini terbilang istimewa bagi Rizal Effendi.

Tempat acaranya juga jauh dari mewah namun memiliki sejarah panjang bagi para tokoh-tokoh Kaltim tersebut. Tempat itu adalah warung Kong Djie dengan menu utama Lempeng Pisang yang melegenda.

“Ternyata lempeng pisang ini melegenda, di Samarinda hanya ada di warung Kong Djie dan ternyata bapak Gubernur kita Isran Noor sering datang kemari untuk menikmati menu yang istimewa ditempat yang juga sangat istimewa,” ujar Rizal Effendi saat memperkenalkan buku Buku Bukan Pak Wali Lagi.

Acara dibadiri tokoh-tokoh penting di Kaltim seperti Gubernur Kaltim Isran Noor, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Walikota Samarinda Andi Harun, Anggota DPD RI Abdal Nanang dan Rektor Universitas Mulawarman Masjaya hingga mantan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie.

Hadir juga sahabat Rizal Effendi seperti wartawan senior Syafrudin Pernyata, Syafril Teha Noer, “Jenderal” Sjarifuddin Hs, Hamdani, Ketua Jurnalis Anti Hoax Kaltim “Ucok” Charles Siahaan, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Wiwit Marhaendra Wijaya, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kaltim Abdurrahman Amin dan sejumlah wartawan lainnya.

Buku setebal 413 halaman ini merupakan kumpulan tulisan Rizal Effendi sebagai wartawan senior, Wakil Walikota Balikpapan (2006–2011) dan Walikota Balikpapan yang menggambarkan perjalanannya setelah tak lagi menjabat sebagai wali kota Balikpapan.

Buku ini ditulis dalam perspektif seseorang yang sudah berada di luar birokrasi pemerintahan.

“Ini buku pertama saya setelah tak jadi wali kota lagi makanya judulnya seperti itu, sengaja saya membuat buku setelah tak lagi aktif di pemerintahan, dan Insya Allah bulan Januari 2023 akan terbit buku kedua,” ujar Rizal Effendi yang juga pernah menjadi pimpinan redaksi Kaltim Post.

Ada 64 tulisan dalam 4 bab. Buku ini terdiri dari beberapa kisah yang dibungkus dengan penyampaian ringan dan jenaka. Namun tetap disajikan dengan data dan analisa yang cukup dalam, mengingat pengalaman selama menjadi wartawan dan pejabat di pemerintahan turut mewarnai isi buku.

Rizal Effendi berharap dengan buku yang ditulisnya ini, dapat memberi warna baru dan juga bisa jadi sesuatu yang menarik untuk dibaca masyarakat.

Pada kesempatan itu Rizal Effendi juga menyerahkan langsung buku yang ditulisnya kepada para tokoh yang hadir pada peluncuran buku bersampul foto penulis yang sedang duduk di motor gede.

Gaya humor mantan walikota Balikpapan ini pun membuat acara santai ini pun begitu hidup acara yang penuh dengan canda tawa.

Bahkan terselip kisah kisah lucu penulis dengan beberapa tokoh, hingga cerita penulis yang pernah diamankan TNI dimasa kuliah saat itu.

Menanggapi buku yang ditulis Rizal Effendi Gubernur Kaltim Isran Noor yang berkesempatan mendapatkan buku untuk pertama kalinya dari penulis mengatakan buku yang ditulis mantan Wali Kota Balikpapan ini sangat menarik.

“Saya suka baca. Bukan karena ada nama saya di buku ini. Namun sebelumnya saya suka dapat WA dari beliau, namanya sharing. Bukunya sangat menarik dan enak dibaca karena ditulis menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan cair,” ujar Isran Noor.

Menurut Gubernur Isran Noor, buku tersebut tergolong penting. Alasannya, buku merupakan catatan sebuah momen sejarah yang tidak bisa terhilangkan kapan pun dan di manapun.

“Tulis buku itu membuat kehidupan kita ini penuh dengan data-data yang dapat kita rangkai menjadi cerita. Gak susah menulis buku itu. Apalagi pas ngelamun-ngelamun,” ujar Isran.

Isran Noor juga menyatakan, dirinya kerap menulis point-point di pesawat. Point-point buku itu disampaikan kepada khalayak.

Tidak hanya suka membaca buku, Isran juga mengatakan sudah menulis buku. Bahkan saat ini buku tulisanya sudah ada di Monash University.

“Maaf bukan pamer dua buku saya yang menjadi pedoman penulisan tesis sudah ada di Monas lengkap dengan tetjemahannya. Satu Jaga Integritas Indonesia. Yang kedua Indonesia adalah Negara Matitim Terbesar di Asia. Dan ternyata laku juga di sana, tapi di sini gak laku,” ujar Isran.

Jaga Integritas Indonesia dan Indonesia adalah Negara Matitim Terbesar di Asia merupakan monograf Isran Noor yang ditulis Suharsono dan Imam Nawawi dengan penerbit Bangun Indonesia Press tahun 2013. (Suriyatman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status