Ragam

Ecowisata Jadi Basis Pariwisata Kaltim

KLIKSAMARINDAPemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya mengembangkan sektor pariwisata. Karena itu, Dinas Pariwisata Kaltim pun berupaya menerjemahkan gagasan tersebut melalui pelbagai rencana dan aksi yang mulai bergulir.

Satu upaya di antaranya adalah melalui gelaran Virtual Event Kaltim Fest 2020. Pada 16 Oktober 2020, telah memasuki Seri II. Pada Seri II ini, Virtual Kaltim Fest memfokuskan diri kepada objek pariwisata Susur Sungai Tunan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Susur Sungai Tunan menghadirkan atraksi musik dan tari tradisional serta menyimak ekosistem komunitas satwa langka Bekantan. Gelaran event ini bertema besar “Dari IKN untuk Nusantara.”

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Sri Wahyuni menjelaskan, susur Sungai Tunan ini menjadi salah satu agenda pariwisata dan ciri khas di Kaltim.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni

“Di wilayah IKN, Sungai Tunan memiliki potensi besar untuk atraksi pariwisata. Karena IKN juga dibangun berdasarkan asas green development, maka ecowisata Sungai Punan menunjang nafas wilayah IKN,” ujar Sri Wahyuni dalam sesi diskusi virtual, Jumat 16 Oktober 2020.

Menurut Sri Wahyuni, saat ini Dinas Pariwisata Kaltim juga tengah melakukan review terhadap draft Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPDA) Katim. Pembahasan RIPDA ini untuk menegaskan upaya Pemprov Kaltim dalam pengembangan pariwisata.

“Saat ini, Kaltim tengah berfokous terhadap pengembangan ecowisata. Ada tiga sektor ecowisata di Kaltim. Pertama Ecowisata Bahari baik laut maupun sungai. Kedua adalah Ecowisata Hutan. Ketiga adalah Ecowisata Gua. Kami berharap ecowisata menjadi benchmark pariwisata Kaltim di masa depan,” ujar Sri Wahyuni.

Sungai Tunan juga menjadi perhatian wisatawan asing. Menurut pengamat sekaligus penggiat pariwisata Kaltim, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim, Awang Muhammad Jumri, Sungai Tunan menawarkan panorama ekosistem satwa langka bekantan yang banyak dicari wisatawan asing.

“Sungai Tunan memiliki satwa endemik yang menjadi perhatian wisatawan asing, yaitu bekantan atau monyet Belanda. Ini menjadi potensi yang perlu dikembangkan karena peluang Sungai Tunan sangat besar untuk pariwisata,” ujar Awang Muhammad Jumri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status