DPRD Kaltim

Ananda Emira Moeis Tegaskan Penanganan Stunting di Kaltim Perlu Pendekatan Menyeluruh

KLIKSAMARINDA – Anggota DPRD Kaltim Dapil Kota Samarinda dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ananda Emira Moeis, menilai stunting bukan sekadar masalah pertumbuhan fisik anak, tetapi jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak faktor.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Selain faktor gizi ibu hamil, stunting juga dipengaruhi faktor sosial ekonomi, sanitasi, hingga tingkat pendidikan.

Menurut Ananda, stunting erat kaitannya dengan kesehatan ibu hamil dan remaja putri.

“Stunting bukan cuma masalah pertumbuhan anak, tapi juga kesehatan ibu hamil dan remaja putri. Semuanya saling berkaitan, maka penanganannya pun harus lintas sektor dan holistik,” ujar Ananda, baru-baru ini.

Ananda pun mendorong kolaborasi lintas sektoral dan pendekatan holistik dalam upaya penurunan kasus stunting di Kaltim yang saat ini dinilai masih sangat tinggi dan belum menunjukkan penurunan signifikan.

“Kita harus saling berkolaborasi mencari solusi tepat agar stunting bisa cepat diturunkan dan dihentikan. Semua pihak harus bekerja sama,” imbuh politikus kelahiran Jakarta itu.

Ananda mengaku prihatin lantaran kasus stunting di Kaltim terbilang masih tinggi dan belum mengalami penurunan signifikan, padahal stunting menjadi program prioritas pemerintah pusat yang harus segera dituntaskan.

“Saya prihatin stunting di Kaltim belum turun drastis. Padahal ini program prioritas pemerintah pusat yang harus segera dituntaskan,” tutur politikus PDI Perjuangan itu.

Ananda menilai banyak faktor yang menyebabkan stunting sulit diturunkan, mulai dari masalah kesehatan remaja putri, ibu hamil, hingga pola asuh ibu terhadap anak. Kompleksitas permasalahan ini yang harus diurai dan dicari solusinya secara komprehensif.

“Banyak pemicu stunting, dari remaja putri, ibu hamil, sampai pola asuh ibu ke anak. Ini yang membuat kasus stunting sulit turun. Makanya pendekatan yang diambil juga harus menyeluruh,” pungkas Ananda.

Nanda menandaskan, penurunan stunting harus didukung komitmen semua pihak. Intervensi juga harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu agar berhasil optimal.

Dengan upaya kolaboratif dan pendekatan holistik oleh berbagai sektor terkait, diharapkan angka stunting di Kaltim bisa segera diturunkan sesuai target pemerintah, yakni 14 persen pada 2024 mendatang. (Dya/Adv/DPRDKaltim)

Back to top button
DMCA.com Protection Status