Tahapan Pemilu 2024 Dimulai, Kader Demokrat di Kaltim Ramai-Ramai Mundur
KLIKSAMARINDA – Kader dan tokoh Partai Demokrat Kota Samarinda dan Kalimantan Timur (Kaltim) memilih mundur dari partai. Anggota partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini mundur tak lama setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan dimulainya tahapan pemilu 2024.
Para kader dan tokoh Partai Demokrat Samarinda ini memutuskan melepaskan atribut partai mereka, Selasa 14 Juni 2022. Nama-nama tokoh dan kader partai yang keluar Demokrat antara lain Achmad Sukamto yang merupakan salah satu pendiri partai Demokrat Kota Samarinda sejak tahun 2007 lalu.
Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrat di Samarinda yaitu dari Loa Janan Ilir, Palaran, Samarinda Seberang, Sambutan, Samarinda Ulu, dan Samarinda Kota, juga mengundurkan diri.
Sejumlah pengurus DPD Partai Demokrat Kaltim yang mundur dari Demokrat Kaltim, yaitu H Muhammad Firmanuddin, Teguh Rizki Fauzi, Dian Wahyudi, dan beberapa pengurus lainnya.
Menurut Achmad Sukamto bersama enam ketua PAC di Samarinda, Partai Demokrat bukan lagi tempat perjuangan. Padahal dirinya yang sudah membesarkan Partai Demokrat sejak tahun 2007 dan selama dua periode menjadimantan Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda.
“Kami menganggap Demokrat bukan lagi tempat perjuangan. Kami dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari Partai Demokrat, berhenti sebagai anggota dan kader. Baju dan KTA (Kartu Tanda Anggota) Partai Demokrat ini akan kami kembalikan ke DPD Partai Demokrat,” ujar Achmad Sukamto.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda ini mengaku bahwa Partai Demokrat tidak lagi menghargai para kader yang selama ini mempertahankan Panji perjuangan partai Demokrat. Ditambah keluarnya peraturan organisasi (PO) dan itu bertentangan dengan idealismenya.
“Jenjang kaderisasi di Partai Demokrat sudah tidak mengayomi kader yang memiliki loyalitas dan dedikasi terhadap partai. Sehingga sebesar apapun pengorbanan dan perbuatan kader dalam membangun partai, tidak pernah memiliki nilai lagi,” ujar Achmad Sukamto.
Achmad Sukamto juga menduga ada oknum- oknum DPP Partai Demokrat yang mengabaikan nilai-nilai objektif dari PAC. Achmad Sukamto mencontohkan, saat pemilihan ketua DPC Demokrat Samarinda, pusat tidak peduli terhadap keinginan kader.
“Sebagai contoh, dalam pemilihan ketua DPC Partai Demokrat Samarinda, saya yang didukung 6 PAC untuk jadi ketua DPC atau dapat dukungan dominan, tidak menjamin dipilih DPP sebagai ketua. Karena oknum-oknum (Tim Lima) di DPP mengedepankan penilaian subjektif, like and dislike,” ujar Achmad Sukamto.
Selain itu, menurut Achmad Sukamto yang mundur dari Partai Demokrat, DPP Partai Demokrat benar-benar tidak menghargai komitmen dan loyalitasnya sebagai kader.
“Apa yang saya berikan selama ini benar-benar tak ada nilianya di DPP,” ujar Achmad Sukamto.
Dirinya yang mengabdi belasan tahun, namun tak menjadi ketua dalam Muswil Partai Demokrat Samarinda karena keputusan DPP dengan menentukan kader karbitan yang hanya memiliki dukungan minoritas. Achmad Sukamto menilai, sekarang ini tak jelas standarisasi seseorang untuk menjadi ketua di Partai Demokrat.
“Daripada menjadi bagian dari sesuatu yang rusak, maka saya memilih untuk mengundurkan diri dan akan mencoba mendekati partai lain yang sekiranya sesuai dengan nilai-nilai perjuangan dan idealisme yang saya anut bersama enam ketua PAC ini,” ujar Achmad Sukamto.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari DPD Demokrat Kaltim terkait mundurnya sejumlah pengurus DPD Partai Demokrat. Pihak DPD Demmokrat Kaltim di kantornya di kantor DPD Demokrat Jalan Ir. H. Juanda Samarinda mengaku belum mengetahui mundurnya para kader Demokrat itu.
“Kami belum dapat kabar tentang mundurnya mereka, mungkin nanti ketua DPD yang akan memberikan pernyataan itu,” ujar seorang pengurus Demokrat Kaltim. (Man)