Sungai Keham Pahuluan, Warisan Alam dan Budaya Dayak Basap di Jantung IKN
KLIKSAMARINDA – Di tengah hamparan hutan Kalimantan Timur (Kaltim), tersembunyi sebuah surga eksotis bernama Sungai Keham Pahuluan.
Berlokasi di Desa Jonggon, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), destinasi wisata alam ini menyimpan keindahan susunan batu bertingkat yang menjadi dasar Sungai Mahakam.
Sungai Keham Pahuluan, yang hanya berjarak 30 menit dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), menyuguhkan panorama alami dengan air jernih yang bersumber dari kawasan hutan yang masih asri.
Meski terkadang berubah keruh setelah hujan, keindahan alamnya tetap memukau para pengunjung.
Pemuda adat Suku Dayak Basap Jonggon Desa mengambil inisiatif memperkenalkan potensi wisata daerahnya melalui media sosial.
Jaka, salah satu pemuda Dayak Basap, menjelaskan bahwa upaya ini bertujuan memperkenalkan potensi wisata di kawasan IKN yang berada di kampung mereka.
Namun, saat ditemui, kondisi sungai sedang keruh. “Keruh gara-gara hujan. Beginilah suasananya, potensinya batu-batu ini,” kata Jaka, ditemui Minggu 25 November 2024.
Pengunjung tidak hanya dimanjakan dengan keindahan alam, tetapi juga dapat menikmati kuliner tradisional khas Dayak Basap.
“Serbad”, minuman rebusan gula aren dicampur jahe, dan “Tunu Manok” atau ayam kampung bakar, menjadi hidangan istimewa yang disajikan dengan cara tradisional menggunakan alas daun hutan.
Kurniawan, tokoh pemuda Dayak Basap, menceritakan bahwa tradisi makan bersama merupakan warisan budaya yang ingin mereka perkenalkan kepada masyarakat luas.
“Dalam rangka mengunjungi tempat Keham Pahuluan, membuat konten ini. Pariwisata di Jonggon belum terekspos media sosial. Jadi kami buatkan konten,” ungkap Kurniawan.
Sejarah Suku Dayak Basap di Jonggon dimulai sejak tahun 1730, ketika mereka bermigrasi dari Manubar, melalui Sepaku, hingga akhirnya menetap di Goa Hungak. (Suriyatman)