Samarinda Berlakukan Retribusi Sampah Non PDAM
KLIKSAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) per 1 Juli 2021, mulai memberlakukan penarikan retribusi persampahan dan kebersihan non PDAM.
Pemberlakuan kebijakan itu ditandai dengan pelepasan secara simbolis petugas penarikan retribusi oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Rusmadi di halaman Kantor DLH Kota Samarinda, Kamis 1 Juli 2021.
Kepala DLH Kota Samarinda, Nurahmanni menyatakan, terdapat 7.716 potensi wajib retribusi sampah non PDAM di Kota Samarinda. Besaran retribusi yang dipungut adalah Rp7.500 setiap objek per bulan.
”DLH telah bekerja sama dengan Diskominfo, agar masyarakat bisa membayar secara mandiri melalui aplikasi. Kemudian apabila ada masyarakat yang tidak mampu, dapat mengajukan permohonan keringanan retribusi ini maksimal 50 persen,” ujar Nurrahmanni.
Wawali Rusmadi menyambut baik terobosan yang dilakukan DLH yang bekerja sama dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda dalam penarikan retribusi persampahan dan pelayanan kebersihan non PDAM ini.
Menurut Wawali Rusmadi, penarikan retribusi persampahan ini bukan semata hanya mengejar retribusi. Tetapi untuk membuktikan pelayanan kebersihan yang diberikan kepada masyarakat secara lebih baik.
“Yang tidak bisa dipisahkan dalam terobosan ini adalah retribusi yang akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan kemajuan Kota Samarinda ini sangat tergantung pada pendapatan pajak dan retribusi,” ujar Wawali Rusmadi melalui keterangan tertulis Humas Pemkot Samarinda.
Di sisi lain, Wawali Rusmadi mengingatkan ada tanggung jawab dan konsekuensi logis yang harus dipikul juga bertambah. Ketika penarikan retribusi diberlakukan, maka harus diiringi dengan pelayanan persampahan dan kebersihan yang semakin baik.
“Saya memberikan apresiasi kepada DLH Kota Samarinda serta pasukan yang berada di lapangan yang tidak pernah lelah bekerja menata Samarinda menuju kota peradaban,” ujar Wawali Rusmadi. (*)