Rudy Mas’ud Hadiri HUT ke-31 GBI Kelir Samarinda, Tegaskan Komitmen Pluralisme Keberagamaan di Kaltim
KLIKSAMARINDA – Calon Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, mengunjungi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Keluarga Imamat Rajani di KellR House, Jalan Gerilya Solong, Samarinda, Kamis 17 Oktober 2024.
Kunjungan dalam rangka perayaan HUT ke-31 gereja tersebut menunjukkan komitmennya terhadap keberagaman di Kaltim, terutama menjelang era Ibu Kota Nusantara (IKN).
Didampingi istrinya, Syarifah Suraidah yang juga anggota DPR RI, Rudy menyampaikan pentingnya menjaga pluralitas di Kaltim.
“Kalimantan Timur sangatlah plural, terdiri dari bermacam suku, agama, dan etnis. Ini konsekuensi logis sebagai lokasi IKN yang akan menerima kedatangan saudara-saudara kita dari Sabang sampai Merauke bahkan tingkat global,” ujarnya.
Karena itu, Rudy Mas’ud menegaskan komitmennya terhadap kebebasan beragama yang dijamin UUD 1945. “Berdasarkan UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2, negara harus hadir untuk memastikan kegiatan ibadah bisa berjalan sesuai dengan keyakinan masing-masing,” tegasnya.
Rudy berkomitmen untuk memperhatikan pembangunan sarana ibadah di Kaltim.
“Semoga tempat ini bisa semakin sempurna sarana prasarananya agar jemaat dapat beribadah dengan khusyuk dan hikmat,” pungkasnya.
GBI Kelir Samarinda, yang diperkirakan akan menjadi gereja terbesar di Indonesia Timur, saat ini melayani hingga 14 shift ibadah.
Pendeta King Anderonikus Rorong, yang telah berada dalam lingkungan gereja tersebut sejak 1994, mengungkapkan bahwa gedung gereja yang sedang dalam pembangunan ini dirancang untuk menampung hingga 30.000 jemaat.
Selama ini, GBI KelIR terus mengharapkan dukungan pemerintah untuk sarana prasarana peribadatan agar lebih layak bagi para jemaatnya.
“Kami adalah rekan kerja pemerintah dalam mempersiapkan SDM dan membina masyarakat. Sesuai Alkitab, pemerintah adalah wakil Allah di bumi, karena itu kami mengharapkan peran pemerintah dalam pembinaan masyarakat,” jelas Pendeta King.
Selain pembangunan gereja, Pendeta King juga menyoroti kebutuhan pemakaman yang layak bagi umat Kristiani.
“Pemakaman yang ada di Kampung Jawa dan Sungai Lantung (Samarinda) kondisinya tidak layak. Kami berharap pemerintah dapat menyediakan lahan pemakaman yang lebih baik,” tambahnya. (*)