FokusNews

Nelayan Keramba Kaltim Rugi Karena Gagal Jual di Tengah Pembatasan Sosial Dampak Covid-19

KLIKSAMARINDA – Pembatasan sosial untuk membatasi aktivitas sosial di tengah pandemi Covid-19 sebagai kebijakan pemerintah berdampak terhadap perekoniam warga. Semisal yang terjadi pada nelayan keramba apung di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).

Dari pantauan media ini, nelayan keramba apung di Desa Bakungan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang membudidayakan ikan air tawar mengalami gagal jual ikan akibat pembatasan sosial. Akibatnya, petani keramba merugi karena pembeli yang rerata merupakan warung makan serta restoran mengurangi stok atau bahkan menutup sementara warungnya.

Turunnya permintaan konsumen ini membuat petani kesulitan menjual hasil panen ikan budidaya. Dampaknya, nelayan ini hanya mampu menjual separuh hasil panen pada hari biasa. Jika total penjualan bulanan bisa mencapai 6 ton, sekarang jumlahnya tak lebih dari 3 ton.

Dampak nyata dari gagal jual para nelayan keramba apung di Sungai Mahakam ini adalah tak sanggupnya mereka membeli pakan akibat berkurangnya pendapatan. Bahkan, sebagian ikan-ikan mereka mati akibat kurang pakan serta luapan air Sungai Mahakam.

Ratusan ikan nila yang berumur 2-3 bulan setiap harinya harus dibuang dari tempat budi daya karena mati karena dikhawatirkan berdampak terhadap kehidupan ikan-ikan yang lain.

Seperti nelayan keramba bernama Mimin, warga Desa Bakungan, yang mengaku setiap harinya membuang satu ember ikan yang mati ke sungai agar tidak mengganggu ikan ikan yang masih sehat di kerambanya. Kondisi tersebut cukup membebani di tengah masa pandemi Covid-19 karena para petani keramba ini masih harus tetap memberi pakan dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Sebelum ada pandemi setiap panen bisa 5 ton setiap bulan. Sekaarang ndak sesuai harapan. Aku tidak bisa menyalahkan,” ujar Mimin. (Jie)

Back to top button
DMCA.com Protection Status