Menikmati Kelezatan Sambal Khas Kutai yang Pedas dan Nikmat

KLIKSAMARINDA – Jika Anda suka pedas, cobalah menu pedas sambal khas Kutai di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sambal khas Kutai yang layak dicoba adalah Pirik Cabe Lawar atau Pirik Cabe Kembang Jaong, atau Pirik Cabe Cacapan.
Sesuai namanya, hidangan ini berupa nasi dengan paduan sambal khas Kutai dan lauk tradisional yang nikmat.
Tenggarong, Kukar, memang terkenal dengan kuliner pedas dan nikmat yang merupakan sambal khas Kutai. Anda bisa mencicipi kuliner khas yang biasa dimakan oleh raja dan kaum bangsawan di Kerajaan Kutai, yakni Pirik Cabe Lawar atau Pirik Cabe Cacapan.
Salah satu warung yang menyajikan aneka sambal khas Kutai adalah Warung Mbok Ida yang terletak di Jalan Galunggung Gang Beringin, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Untuk jenis sambalnya, ada beberapa yang ditawarkan dan bisa berbeda antar tempat. Ada yang menyajikan sambal atau dalam bahasa Kutai disebut Pirik, yakni Pirik Cabe Kembang Jaong, Pirik Cabe Lawar, dan Pirik Cabe Kueni.
Bahan-bahannya, selain cabai, adalah buah-buahan yang ada di sekitar kita seperti mangga kueni, terong, kembang jaong, dan kedondong. Demi citra rasa yang elegan, buah-buahan tadi kemudian dibakar di atas kompor hingga layu.
Buah-buahan yang akan dibuat sambal sudah siap. Sebelum membuat sambal, yang perlu disiapkan adalah menu lainnya, yakni ikan lais dan ikan papuyu yang merupakan ikan khas yang banyak berada di Sungai Mahakam.
Selain dua ikan yang sangat favorit tersebut, Warung Mbok Ida juga menyediakan ikan lele, ikan mas, ikan nila, dan beberapa ikan laut. Semuanya bisa dicoba dan harganya tidak membuat kantong jebol. Harganya mulai dari harga Rp5 ribu.
Setelah ikan siap, maka selanjutnya adalah membuat sambal atau pirik. Dengan menggunakan cobek untuk satu jenis sambal, yang pertama adalah membuat pirik lawar atau terong.
Untuk jenis kepedasannya, sesuai request pembeli bisa pedasnya ringan hingga pedas yang hot. Kemudian setelah dicampur dengan bumbu khas, terong yang dibakar tadi dimasukkan ke dalam cabai dan kemudian diuleg bersama sambal yang sudah jadi dan siap dihidangkan.
Begitu juga dengan pirik kembang jaong. Jika pirik lawar atau terong yang digabungkan dengan sambal yang sudah diuleg, kalau kembang jaong, maka bunga kembang jaong yang dicampur dengan ulekan sambal. Mengenai rasanya, tentunya memiliki sensasi tersendiri bagi pemesannya.
Ida Sadriani, pemilik warung, mengatakan bahwa kuliner sambal yang dibuatnya merupakan resep yang telah lama ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, namun saat ini banyak dilupakan.

Sebagai mantan juru masak di rumah dinas Bupati Kutai Kartanegara yang sering diminta memasak makanan tradisional saat menerima tamu. Ida kemudian berpikir untuk memperkenalkan sambal khas Kutai yang mungkin masih belum banyak orang yang tahu.
“Saya membuat ini untuk memperkenalkan kepada anak-anak kami sekarang, angkatan ’90 kan mereka sudah pada tidak tahu seperti ini. Nah, saya kenalkan, akhirnya dengan adanya ini, anak-anak yang tadinya sering makan yang kaya seafood atau apa segala macam makanan-makanan yang kekinian itu, mereka penasaran juga makanan seperti ini. Ya, Alhamdulillah, lidah mereka cocok, akhirnya berjalan sampai sekarang,” ujar Ida saat ditemui 1 Juni 2023 lalu.
Bagi penikmat sambal, tantangan memakan sambal khas Kutai ini menjadi salah satu tantangan tersendiri. Apalagi mengenai rasanya yang ternyata tidak hanya pedas, namun bumbu-bumbu khas Kutai membuat makanan yang disantap semakin nikmat.
Seperti halnya yang dialami Arianto. Warga Gunung Belah, Tenggarong, ini mengaku senang menikmati sambal yang disajikan Warung Mbok Ida. Ia pun mengaku sudah menikmati 8 rasa sambal yang ada di Warung Mbok Ida.
“Rasanya nendang di lidah dan rasanya tiada taranya, ya maknyos dan ini terong ya. Orang awam pasti aneh dan tentunya ini unik ya, aneh sih, enggak cuma tidak umum, dan kita juga menikmati racikan tradisional sambal yang jarang kita dapatkan di tempat makan manapun, tapi melalui request,” ujar Arianto.
Hal yang sama juga dirasakan Yanti. Warga Mangkurawang, Tenggarong, Kutai Kartanegara, pegawai di instansi pemerintah ini mengaku sering makan bareng bersama rekannya karena selain rasanya yang nikmat, juga ngangenin.

“Rasanya itu sebenarnya khas dan rasanya itu aneh. Aromanya juga khas. Tapi dibikin sambal, itu rasanya kayak naik gitu. Terus sensasi di mulut itu, sebenarnya gak bisa dilukiskan seperti apa. Pokoknya berasa aneh tapi enak.
Nah, bagaimana foodies, Anda tertarik untuk mencobanya? Silakan datang ke Warung Mbok Ida di Jalan Galunggung Gang Beringin, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan harganya terjangkau mulai dari Rp5 ribu rupiah, sesuai dengan menu pesanan Anda. (Suriyatman)