KAI Resmikan Bank Sampah Metode Maggot BSF
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI meresmikan Bank Sampah atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Simpang Sari Peduli Lingkungan (Simpel). Bank sampah yang diresmikan pada Rabu, 20 Januari 2021 tersebut berlokasi di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.
TPST ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI pada Desember 2020 lalu. Melalui program ini, KAI menyerahkan bantuan senilai 100 juta rupiah.
“Program ini sebagai wujud dukungan KAI kepada pemerintah dalam penanganan sampah. Kami tidak berhenti di peresmian saja, namun kami akan tetap melakukan pembinaan kepada RW 01 Kel. Sukamiskin dalam pengelolaan sampah,” ujar VP Corporate Social Responsibilty KAI Agus Setijono.
Peresmian dilakukan dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita oleh VP CSR KAI Agus Setijono. Acara tersebut disaksikan oleh Kepala Bidang DLHK Kota Bandung Sopyan, Lurah Sukamiskin Farida, Ketua RW 01 Wawan Setiawan, dan warga RW 01 Kelurahan Sukamiskin.
TPST Simpel menggunakan metode maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai media penghacur sampah organik. Metode maggot Ini dianggap menjadi solusi yang paling baik karena memiliki keunggulan dalam pengelolaan sampah organik di antaranya mampu menghasilkan pupuk dari kotoran maggot, tidak berbau, dan maggot tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Setelah bank sampah ini dikembangkan, area pengolahan sampah lebih tertata rapi. Terdapat ruang produksi, ruang maggot dan ruang kesekretariatan yang akan digunakan sebagai ruangan edukasi tentang kepedulian sampah. Ke depan KAI juga berencana akan menjadikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di daerah tersebut menjadi mitra binaan KAI.
“KAI sangat concern terhadap bank sampah karena saat ini sampah menjadi isu nasional. KAI menganggap keberadaan bank sampah ini sangat penting khususnya dalam solusi permasalahan sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Agus Setijono.
Di tahun 2021, KAI juga akan mengelola sampah Stasiun Bandung sebagai pilot project menggunakan BSF untuk sampah organik. Sedangkan sampah non organik yang bukan bahan berbahaya dan beracun (B3) akan diolah menjadi kreasi yang memiliki nilai ekonomis seperti dompet, vas bunga, media tanam aquaponik, lukisan, dan lainnya.
Program pengeloaan sampah ini sesuai dengan arahan Kementerian BUMN untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tentang Penanganan Perubahan Iklim, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
“Kami harap bantuan kepada TPST Simpel dalam program pengelolaan sampah tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan bagi masyarakat sekitar,” tutup Agus Setijono.