News

FPK Kaltim Gelar Doa Bersama Lintas Agama demi Pilkada Damai 2024

KLIKSAMARINDA – Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar doa bersama lintas agama di Museum and Gallery Batu Cermin, Minggu 17 November 2024.

Doa bersama ini digelar sebagai upaya memastikan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kaltim yang akan digelar secara serentak pada 27 November 2024 mendatang dapat berjalan dengan aman dan damai.

Di Kaltim, ada 11 pilkada serentak yang akan dilaksanakan. Antara lain pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim dan pemilihan 10 kepala daerah di 10 kabupaten/kota se-Kaltim.

Agenda doa bersama ini menjadi komitmen FPK untuk terus mengawal proses demokrasi ini agar berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang luhur dan tetap menjaga persatuan masyarakat Kaltim.

Acara doa bersama yang melibatkan dua agama, Islam dan Kristen, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Mulai dari Kepala Perangkat Daerah Pemkot Samarinda, pejabat Provinsi Kaltim, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh adat, hingga perwakilan organisasi masyarakat kedaerahan.

Ketua FPK Kaltim, Syaharie Jaang, menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan politik. “Pilkada sejatinya bukanlah sebuah kompetisi, melainkan kontestasi untuk memilih pemimpin yang beramanah. Berbeda pandangan dan pilihan itu wajar, tapi kemenangan kita adalah kemenangan masyarakat, kemenangan rakyat Kaltim. Jangan sampai kita terpecah belah,” ujar mantan Walikota Samarinda tersebut.

Jaang juga mengajak seluruh pengurus dan anggota FPK untuk menyebarkan semangat kebersamaan ini ke seluruh wilayah Kaltim. “Kita tetap waspada dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Jawa, Tejo Sutarmojo, menyampaikan harapannya agar doa bersama ini dapat menciptakan suasana Pilkada yang kondusif di Kaltim. “Kami mengimbau seluruh warga, khususnya komunitas Jawa, untuk bersatu mendukung pembangunan Kalimantan Timur dan Samarinda yang lebih baik di masa mendatang,” ungkapnya.

Tokoh agama Kristen, Adolfus Sebatianus, mengingatkan bahwa perbedaan pilihan jangan sampai menjadi pemicu konflik horizontal. “Kampanye hitam atau kampanye yang menggunakan isu-isu sensitif harus dihindari. Kita harus memahami bahwa Kaltim ini multikultur, multi etnis, dan yang utama multi pilihan dalam Pilgub maupun Pilwali,” jelasnya.

Para peserta doa bersama sepakat bahwa penyelenggara Pilkada, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan isu SARA dalam Pilkada. Penggunaan isu SARA dinilai dapat meretakkan tali persaudaraan, persahabatan, dan rasa persatuan di tengah masyarakat.

Acara ini juga menekankan pentingnya netralitas dan integritas dari para Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri dalam pelaksanaan Pilkada. Sebagai institusi negara, mereka diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam menciptakan Pilkada yang aman, damai, bermartabat, dan berkualitas di Kalimantan Timur. (Suriyatman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status