Dewan Minta Samarinda Terus Dibenahi Agar Jadi Kota Layak Huni

KLIKSAMARINDA – Ketua Komisi III DPRD Samarinda Ir. Angkasa Jaya Djoerani menilai jika Samarinda Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) belum memenuhi standar sebagai kota layak huni.
Angkasa Jaya akan menjadi orang pertama yang akan menegaskan Kota Tepian tidak bisa dikatakan sebagai Kota Layak Huni.
“Saya orang yang menolak keras saat Samarinda dikatakan sebagai Kota Layak Huni. Saya sendiri mungkin yang menentang hal tersebut,” ujar Angkasa Jaya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Angkasa Jaya belum menemukan alasan kuat agar kota Samarinda bisa disebut sebagai kota layak huni. Terutama, karena beberapa titik wilayah di Samarinda masih kerap mengalami banjir meskipun intensitasnya menurun.
“Dari mana dikatakan Kota Layak Huni, dari mana? Ketika musim hujan, masyarakatnya gelisah. Banjir di Kaltim ini kayak arisan, bergantian saja. Samarinda tidak bisa dikatakan Kota Layak Huni,” ujar Angkasa Jaya.
Menurut Angkasa Jaya, yang dimaksuk Kota Layak Huni antara lain, kota yang memiliki sebuah lingkungan dan suasana yang nyaman sebagai tempat tinggal.
Bahkan, kota layak huni itu akan menjadi tempat yang nyaman untuk beraktivitas. Terutama jika dilihat dari berbagai aspek baik aspek fisik seperti fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dan lainnya.
Aspek lainnya seperti aspek non fisik. Antara lain menciptakan hubungan sosial, aktivitas ekonomi, dan lainnya. Menurut Angkasa Jaya, sebuah Kota Layak Huni dapat dikatakan demikian jika memenuhi beberapa indikator.
Pertama, adanya ketersediaan kebutuhan dasar seperti perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, sanitasi, ketercukupan pangan, dan lainnya.
Kedua, adanya ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang layak seperti transportasi umum, taman, fasilitas kesehatan, dan lainnya.
Kota Layak Huni juga memiliki ketersediaan ruang publik sebagai wadah untuk berinteraksi antar komunitas.
Adanya keamanan dan keselamatan, kualitas lingkungan yang baik serta dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya kota.
Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga menjadi indikator sebuah kota dikatakan sebagai Kota Layak Huni.
“Intinya, Samarinda tidak bisa dikatakan sebagai Kota Layak Huni,” ujar Angkasa Jaya. (Pia-02/Adv)