Pemkot Samarinda

Desain Terowongan Gunung Manggah Samarinda Tunggu Rekomendasi Teknis Kementerian PUPR

KLIKSAMARINDAProyek pembangunan Terowongan Gunung Manggah di Jalan Sultan Alimuddin Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) yang menghubungkan Jalan Kakap di Sungai Dama saat ini sedang dalam proses persetujuan desain.

Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Hero Mardanus Satyawan, mengungkapkan Pemkot Samarinda telah melakukan rapat bersama tim Komisi Keamanan Jembatan Dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tujuan rapat ini adalah untuk membahas persetujuan teknis.

Hero menjelaskan bahwa proses persetujuan ini tidak berjalan begitu saja. Perlu beberapa tahap pertemuan dan pembahasan untuk persetujuan dan mendapatkan surat rekomendasi. “Sebetulnya kami sambil berjalan kita tetap memproses. Biasanya persetujuan itu tidak langsung diberi, perlu proses beberapa kali ketemuan,” kata Hero Rabu malam 1 November 2023.

“Ini masih pertama kali sudah ada pendekatan nonformal dulu. Tanya ke KKJT apa yang diperlukan nanti karena ini masih awal. Secara tidak langsung, kita masih perlu untuk melengkapi persyaratan yang lain seperti perhitungan atau perencanaan standar yang dipakai apa.  Kita menyamakan persepsi baru,” ujar Hero menambahkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan KKJT, mereka mempertimbangkan aspek teknis dan administrasi. Hal ini mencakup analisis teknis dan tahapan administratif yang harus dijalani.

Pertanyaan-pertanyaan tentang persamaan persepsi dalam perencanaan teknis muncul dalam pembahasan ini. Karena aturan yang diterapkan oleh pemerintah kota mungkin berbeda dengan yang dimiliki oleh KKJT. Oleh karena itu, mereka perlu mencari kesamaan dan menyelesaikan perbedaan tersebut.

“Jadi, kami sama-sama sedang mencari kesamaan tadi Apakah dasar yang kita gunakan sama dengan yang mereka gunakan diposisi yang pernah melakukan atau kita menggunakan hal-hal yang belum bersama,” ungkap Desy.

Desy menyebut bahwa mereka membutuhkan waktu satu minggu untuk menyiapkan data dan informasi yang diperlukan. Pertemuan berikutnya akan membahas perbedaan dalam standar teknis yang diterapkan. Ini bukan hanya soal keamanan, tetapi juga bagaimana mendesain terowongan dengan benar sesuai dengan persyaratan masing-masing.

“Jadi bukan standar keamanan tapi bagaimana cara kita mendesain sesuatu itu terkadang berbeda dasar. Tapi dasar yang kita gunakan pasti dasar yang mempunyai standar sudut pandang masing-masing,” ujar Desy.

Desy menjelaskan bahwa KKJT meminta bentuk administrasi yang menyatakan analisa yang digunakan. Antara analisis awal atau analisis yang muncul setelah desain awal telah dibuat. Menurut Desy, semua itu harus dievaluasi berdasarkan kondisi eksisting. Oleh karena itu, pihak terkait harus membuat surat pernyataan yang menjelaskan penggunaan desain tersebut melalui evaluasi eksisting.

Dalam kasus tertentu, desain yang digunakan mungkin mirip dengan desain yang sudah digunakan di tempat lain. Namun, metodenya mungkin berbeda secara teknis. Ini adalah tantangan yang harus diatasi dalam perencanaan proyek seperti ini.

“Kalau contohnya pasti desain kita gunakan hampir sama dengan desain yang diselesaikan di Bandung tadi kalau ada sampai sama. Hanya saja metodenya teknisnya masih belum sampai di situ. Tadi baru desainnya. Hampir sama pembuatan MRT. Jadi sama, jadi kita mengacu di situ,” ujar Desy.

Proyek pembangunan Terowongan Gunung Manggah adalah langkah penting untuk mengatasi kemacetan di Samarinda. Meskipun prosesnya memerlukan waktu dan kerja keras, hasil akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi penduduk kota ini. (Pia/Adv/DiskominfoSamarinda)

Back to top button
DMCA.com Protection Status