Yuk Ikut Festival Bantu Teman, Bantu Pekerja Perbukuan
KLIKSAMARINDA – Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap pelbagai lini. Tak terkecuali bagi pada pekerja di bidang perbukuan. Aksi solidaritas pun muncul melalui Teman Bantu Teman yang dimulai sejak awal Agustus 2021 dengan menggalang donasi.
Menurut Aan Mansyur, salah satu penggagas Teman Bantu Teman, gerakan solidaritas ini merupakan gerakan untuk membantu para pekerja di dunia perbukuan yang terdampak pandemi. Prioritas penerima donasi mulai dari penulis atau editor atau penerjemah atau pegiat perbukuan hingga warga isolasi mandiri (isoman) serta darurat pertolongan pertama.
Dalam penyaluran donasi, Aan Mansyur menjelaskan, Teman Bantu Teman memiliki tim verifikator terhadap data-data yang dikirimkan pengaju bantuan.
Pengumpulan dana donasi dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengggalang donasi, melelang barang, hingga bekerja dengan beberapa penerbit menawarkan buku-buku berkualitas dengan harga miring.
“Data-data dari para pekerja buku yang mengajukan bantuan, membantu kami di Teman Bantu Teman untuk berpikir bahwa isu mengenai kerentanan para pekerja buku yang pada masa pandemi ini menjadi kian buruk kondisinya mesti dibicarakan lebih luas dan tidak lagi menjadi semacam catatan kaki saja,” ujar Aan Mansyur, dalam temu media, Jumat, 10 September 2021 lalu.
Kini, komunitas Teman Bantu Teman juga akan menggelar Festival Bantu Teman yang akan berlangsung 14-18 September 2021 dengan 70 sosok yang terlibat di acara itu. Kegiatan ini mencakup diskusi panel, wawancara, dan pertunjukan yang melibatkan berbagai tokoh lintas profesi, seperti sineas Angga Sasongko, musisi dan aktor Ardhito Pramono, penulis Eka Kurniawan, hingga penyair Joko Pinurbo (Jokpin).
Aan Mansyur menyatakan pihaknya berterima kasih kepada teman-teman yang sudah terbuka menceritakan kondisi dan mengakui bahwa mereka butuh pertolongan. Pihaknya kemudian berpikir untuk melaksanakan Festival Bantu Teman.
Festival Bantu Teman memiliki tujuan serupa gerakan Teman Bantu Teman, yakni menjadi langkah yang dapat membicarakan dan menemukan solusi terkait isu kerentanan para pekerja di ranah perbukuan. Selain itu, festival ini juga bertujuan untuk menggalang donasi dari publik guna membantu para pekerja buku yang terdampak pandemi lewat penjualan tiket festival.
Menurut Aan Mansyur, target Festival Bantu Teman untuk mendapat donasi lebih banyak agar kian banyak para pekerja buku yang bisa dibantu. Selain itu, Festival Bantu Teman juga mampu mengungkap pembicaraan mengenai persoalan-persoalan di ekosistem perbukuan menjadi pembicaraan publik yang lebih luas dan tidak berhenti menjadi percakapan segelintir orang atau kelompok saja.
“Karena kami percaya penggalangan donasi tidak bisa terus-menerus dilaksanakan, sehingga kita butuh memikirkan langkah perbaikan jangka panjang,” ujar Aan Mansyur.
Aan Mansyur menjelaskan, dana yang disalurkan kepada para pekerja di ranah perbukuan bergantung kepada jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan. Dengan begitu, tidak semua orang yang mengajukan bantuan dapat dibantu.
“Dana yang disalurkan sangat bergantung pada jumlah donasi yang masuk. Kalau melihat data per 8 September, baru 57,4% yang bisa kami bantu. Makanya, kami berharap festival ini bisa menjadi jalan yang baik untuk menggalang donasi dan solidaritas yang lebih besar,” ujar penulis puisi-puisi untuk film Ada Apa Dengan Cinta 2.
Masyarakat yang berminat untuk ikut ambil bagian berdonasi dalam Festival Bantu Teman dapat membeli tiket paket terusan seharga Rp350 ribu untuk semua sesi atau paket harian Rp100 ribu untuk empat sesi. (*)