Tingkatkan Kinerja Bank Sampah, Dosen Polnes Jurusan Teknik Kimia Gelar Pelatihan kepada Warga
Penulis:
Marlinda, S.T., M.Eng., Mardhiyah Nadir, S.T., M.T, Dhea, P.P, Anisa C.R
Politeknik Negeri Samarinda
DOSEN Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Jurusan Teknik Kimia, melakukan pengabdian kepada masyarakat di Gang Gotong Royong, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Samarinda Seberang. Lewat pelatihan, mereka mendorong terciptanya aktivitas yang intens di Bank Sampah Sahaja, terutama dalam proses permilahan sampah menuju pengolahan sampah secara menyeluruh.
Menurut dosen Polnes Jurusan Teknik Kimia, Marlinda, pengabdian masyarakat yang diimplementasikan lewat pelatihan kepada masyarakat ini merupakan upaya agar Bank Sampah Sahaja menjadi bagian dari Bank Sampah Terpadudi Unit Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah (UP2S) Polnes. “Di lain sisi, pengabdian masyarakat ini tak sekadar dilakukan dalam rangka kepedulian kami terhadap sampah, melainkan juga menjadi wadah berbagi ilmu kepada warga,” katanya.
Disela pelatihan itu, para dosen Polnes Jurusan Teknik Kimia memberikan arahan perihal manajerial bank sampah dan bagaimana mengolah sampah yang baik sehingga menghasilkan produk yang lebih ekonomis. Diantaranya dengan membuat kerjasama antara Bank Sampah Sahaja dengan Bank Sampah Terpadu UP2S Polnes. Kata Marlinda, Bank Sampah Terpadu UP2S Polnes akan bertindak sebagai pembeli barang di Bank Sampah Sahaja dengan harga yang lebih bersaing. “Transfer ilmu sendiri dilakukan dalam bentuk pelatihan peningkatan kinerja bank sampah,” jelas Marlinda.
Marlinda mengatakan, mereka juga mengajarkan manajerial keuangan bank sampah untuk menghidupkan dan membesarkan bank sampah. “Seperti yang diketahui, bank sampah tidak mempunyai dana operasional sehingga kerja keras dan ikhlas merupakan karakter yang harus dimiliki oleh pengurus bank sampah,” paparnya.
Bagi Marlinda, warga Gang Gotong Royong memang telah memiliki Bank Sampah Sahaja. Namun masih belum berkembang. “Bank Sampah Sahaja hanya beraktivitas saat ada keperluan khusus saja. Makanya hasil keuangan bank sampah tidak ada dan dana pengembangan bank sampah juga tidak didapatkan,” sebutnya.
Mengingat persoalan di atas, beber Marlinda, dosen Polnes Jurusan Teknik Kimia mencoba membantu warga. Fokus utamanya adalah menata Bank Sampah Sahaja di Gang Rotong Royong sehingga dapat memberikan peningkatan kinerja bank sampah dibidang manajerial. “Kami berharap produk-produknya dapat menjadi unggulan yang dapat memberikan nilai jual. Jika itu terjadi tentu dapat memberikan keuntungan dan menjadi modal bank sampah untuk peningkatan kreativitas Bank Sampah Sahaja,” ucapnya.
Selain itu, Ketua Bank Sampah Sahaja, Wahyu Puji Astuti bahwa, mengaku pelatihan ini memberikan edukasi yang baik bagi warga di Gang Gotong Royong dalam pengolahan bank sampah. “Kami sangat senang dengan adanya kerjasama dengan Bank Sampah Terpadu UP2S Polnes sebagai bank sampah induk yang akan membimbing kami dalam hal apa saja. Kami juga sangat berterima kasih telah diberikan buku tabungan bank sampah dan pengajaran manajerial dari tim pengabdian masyarakat Polnes,” akunya.
Sementara itu, Fatimah, salah satu warga Gang Gotong Royong menyatakan, pengabdian masyarakat ini sangat memberikan edukasi kepada warga tentang proses pemilahan sampah. Dari sana, ujar Fatimah, warga jadi mengetahui mana sampah yang ekonomis dan mana sampah yang nonekonomis. “Pelajaran ini dapat mengurangi bvolume sampah yang dihasilkan masing-masing rumah tangga di Gang Gotong Royong. Selain itu juga dapat mengurangi beban di TPS (Tempat Pembuangan Sampah, Red.),” tukasnya.
Sebagai informasi, di pelatihan ini, warga Gang Gotong Royong juga diberikan 25 buku tabungan bank sampah. Tujuannya, agar mereka dapat langsung menggunakan dan merasakan hasil sampah nonorganik yang menjadi uang. Dismaping itu, kegiatan ini dibiayai oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Polnes tahun anggaran 2022 dengan judul “Peningkatan Kinerja Bank Sampah Dalam Pengelolaan Sampah Non Organik Warga Gotong Royong Kelurahan Gunung Panjang”. (*)
