Seni Kaligrafi Digital, Inovasi Baru di MTQ Nasional 2024
KLIKSAMARINDA – Dalam upaya untuk menghadirkan inovasi baru dalam bidang seni kaligrafi, Kementerian Agama Republik Indonesia memperkenalkan cabang seni kaligrafi digital yang merupakan bagian dari Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional 2024.
Ajang ini akan berlangsung di Samarinda, Kalimantan Timur, dan menjadi momentum penting bagi perkembangan seni kaligrafi di Indonesia.
Kaligrafi digital ini hadir sebagai golongan baru yang pertama kali diperlombakan di MTQ, bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi generasi muda.
Dengan memanfaatkan teknologi, seni kaligrafi digital diharapkan mampu menggaet dan memotivasi anak muda untuk lebih mencintai Al-Qur’an dengan cara yang kreatif dan modern.
Empat Golongan Seni Kaligrafi di MTQ
Dalam cabang seni kaligrafi di MTQ, terdapat empat golongan yang diperlombakan, yaitu Naskah Al-Qur’an, Mushaf Al-Qur’an, Dekorasi Al-Qur’an, dan Kontemporer Al-Qur’an.
Semua golongan tersebut selama ini masih menggunakan metode manual, dengan media seperti kanvas, cat warna, kertas, atau karton. Namun, khusus untuk kaligrafi digital, hanya memperlombakan satu golongan yakni dekorasi Al-Qur’an.
Nasrudi, Ketua Majelis Bidang Kaligrafi Digital MTQ 30 Kaltim, menyampaikan bahwa di era digital saat ini, kaligrafi digital diharapkan mampu menjadi pemicu bagi para pencinta kaligrafi untuk mencoba teknik baru.
“Jika sebelumnya menggunakan media kanvas dan alat lukis, kali ini para seniman bisa menggunakan perangkat digital seperti komputer dan iPad,” ujar Nasrudi.
Teknologi Digital dalam Kaligrafi: Lebih dari Sekadar Gaya Baru
Dengan menggunakan teknologi digital, Nasrudi menambahkan bahwa kesalahan dalam huruf atau tanda baca dapat diminimalisir, sehingga hasil karya menjadi lebih sempurna saat ditampilkan.
Meski demikian, cabang ini masih dalam tahap eksebisi dan hanya diikuti oleh 10 peserta karena beberapa daerah terlambat dalam persiapan, serta regulasi dan penilaian hasil karya yang masih dalam proses penyempurnaan.
Dalam seni kaligrafi digital, seluruh proses pembuatan karya dilakukan dengan perangkat komputer atau perangkat digital lainnya, seperti iPad.
Dengan demikian, seni ini sepenuhnya berbasis teknologi yang memungkinkan para seniman untuk berkreasi dan berinovasi dengan lebih bebas.
Perkembangan Seni Kaligrafi di Indonesia
Menurut Nasrudi, perkembangan seni kaligrafi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat.
“Di Indonesia, kaligrafi berkembang luar biasa. Uniknya, banyak seniman kaligrafi Indonesia yang memenangkan kompetisi internasional, meskipun mereka bukan penutur asli bahasa Arab,” ungkapnya.
Muhammad Fuad Hasan, peserta MTQ Nasional ke-30 untuk kategori Kaligrafi Digital, menyatakan bahwa meskipun cabang ini baru, tingkat kesulitannya setara dengan melukis secara manual.
“Tantangan terberat adalah kita tidak bisa melihat teknik yang digunakan peserta lain hingga karya selesai. Ini berbeda dengan metode manual di mana seniman dapat lebih terbuka dalam proses kreatifnya,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan Kaligrafi Digital di MTQ
Muktamar, peserta dari Riau, menyampaikan bahwa perkembangan seni kaligrafi di Indonesia telah berkembang pesat dan hasil karya para pelukis kaligrafi semakin menarik dari tahun ke tahun.
“Setiap tahun hasilnya luar biasa, dengan penggunaan komputer, karya kaligrafi menjadi lebih inovatif,” katanya.
Meskipun kaligrafi digital masih dalam tahap eksebisi, harapannya adalah lomba ini dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk terlibat dalam syiar agama Islam melalui seni kaligrafi.
Peran teknologi di sini tidak hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai medium baru untuk mengekspresikan kecintaan terhadap Al-Qur’an.
Masa Depan Kaligrafi Digital di Indonesia
Dengan adanya lomba kaligrafi digital ini, Indonesia diharapkan dapat terus menjadi pionir dalam inovasi seni kaligrafi berbasis teknologi.
Kombinasi antara seni dan teknologi ini juga dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan yang lebih modern dan relevan dengan era digital.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya kaligrafi digital, para seniman memiliki peluang untuk mengeksplorasi kreativitas tanpa batas.
Bukan hanya di atas kanvas atau kertas, tetapi juga di layar komputer atau tablet, dengan hasil yang bisa dinikmati secara global melalui platform digital.
Perkembangan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya lebih banyak seniman muda yang tidak hanya mahir dalam seni kaligrafi tradisional tetapi juga mampu bersaing di ranah digital.
Dengan demikian, seni kaligrafi tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya, tetapi juga terus relevan dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman. (Suriyatman)