News

Pembangunan Ibu Kota Nusantara dan Pembelajaran dari Jakarta: Mempersiapkan Kota Dunia

KLIKSAMARINDAWali Kota Samarinda, Andi Harun, berbicara tentang pentingnya keterlibatan masyarakat Kalimantan Timur dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat peradaban dunia yang berkelanjutan, dengan menghindari kesalahan pembangunan sejarah Jakarta.

Perbandingan bisa dilihat antara pembangunan Ibu Kota Astana dan pembangunan Ibu Kota Nusantara, serta mengapa IKN di Kalimantan Timur harus dipersiapkan dengan baik untuk mencegah pengulangan kesalahan sejarah dan menjadi model kota dunia yang berkelanjutan.

Ibu Kota Astana di Kazakhstan yang merupakan ‘sister capital city’ dari Ibu Kota Nusantara atau IKN, dikembangkan dari kota kecil bernama Akmola.

Arsitek dari Jepang, Kisho Kurokawa, lalu mengubah Astana menjadi kota yang lebih besar dengan jumlah penduduk berkali lipat.

Awalnya, penduduk Ibu Kota Astana Kazakhstan berjumlah sekitar 200 ribu jiwa. Saat ini, Ibu Kota Astana berubah pesat dan mempunyai sebanyak 1,3 juta penduduk.

Hal menarik dari Ibu Kota Baru Astana, 80 persen penduduknya adalah pendatang.

Dari Ibu Kota Astana, Kazakhstan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) bisa mengambil peran penting terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Melalui Dialog Nusantara, Minggu malam, 3 September 2023, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, ingin masyarakat Kaltim, khususnya Samarinda, ikut serta dalam pembangunannya.

“Nusantara perlu menjadi pusat peradaban dunia. Sedangkan, Indonesia harus menjadi pemain di Kancah Global. Semua ini bisa kita wujudkan ketika seluruh penduduk Indonesia, terutama warga Kaltim, berada dalam pusaran utama. Kita harus memberikan dukungan bagi pembangunan IKN sebagai kota dunia di masa yang akan datang,” ujar Wali Kota Andi Harun.

Menurut orang nomor satu di Kota Samarinda itu, Ibu Kota Nusantara di Kaltim tidak boleh seperti DKI Jakarta.

Lebih dari itu, Nusantara harus benar-benar dipersiapkan dan didesain sebaik-baiknya agar Indonesia tidak lagi mengulang sejarah.

“Mengapa Jakarta hari ini berubah menjadi seperti sekarang? Pertama, Jakarta itu tidak dipersiapkan secara komplit. Sehingga, ini yang sering saya sampaikan ke Bappenas RI agar kita jangan sampai mengulangi sejarah pembentukan Jakarta,” terangnya, di Cafe Bagios jalan KH Abdurrasyid, Samarinda.

“Bekasi, Tangerang dan daerah-daerah lain yang masuk dalam internal atau sekitar DKI Jakarta itu justru lebih belakang dibangun. Harusnya pembangunan itu sejalan dengan DKI Jakarta. Sehingga pada akhirnya, semua menjadi saling terbebani karena kota-kota itu lebih belakang dibangun daripada Jakarta,” ujar Wali Kota Andi Harun dalam dialog bersama Dubes RI untuk Kazhakstan Fadjroel Rachman.

Selain menjadikan sebagai kota cerdas, lanjut Wali Kota Andi Harun, Pemerintah juga ingin menghadirkan Nusantara itu sebagai kota yang tetap bisa bertahan dan mampu beradaptasi terhadap semua kemungkinan potensi resiko di masa depan.

“Kita harap Nusantara menjadi kota yang berkelanjutan. Makanya harus benar-benar dipersiapkan dan didesain sesuai dengan kondisi alam, kebhinekaan, terhubung aktif dan mudah diakses, rendah emisi karbon, sirkuler dan tangguh, aman dan terjangkau, mengikuti perkembangan zaman dengan tekhnologi canggih serta perekonomian yang stabil,” ungkap Wali Kota Andi Harun.

Ibu Kota Nusantara diharapkan pria kelahiran 1972 itu, menjadi model kota dunia. Bahkan, menjadi sentrum peradaban dunia.

Namun, semua ini butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Seperti halnya Kazakhstan, yang membutuhkan waktu 25 tahun untuk membangun Ibu Kota Astana.

“Entah Nusantara akan menjadi sentrum dari peradaban dunia atau nanti hanya sebagai peradaban baru Indonesia saja. Tapi saya harap, Nusantara bisa menjadi model dunia. Pastinya, semua itu butuh proses dan waktu. Entah seberapa lama akan dibangun, tugas kita adalah mendukung dan ikut terlibat didalamnya,” tegasnya. (Dya)

Back to top button
DMCA.com Protection Status