News

Mitigasi Potensi Gempa Berau dari 3 Sesar, BMKG dan Pemkab Jalin Kolaborasi

KLIKSAMARINDA – Mitigasi potensi gempa Berau saat menjadi pembahasan antara Pemerintah Kabupaten Berau dengan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG.

Potensi gempa Berau tersebut berasal dari 3 sesar yang berada atau dekat dengan wilayah Berau. Tiga sesar di sekitar Berau tersebut di antaranya:

1. Sesar Sangkulirang
2. Sesar Mangkalihat
3. Sesar Tarakan.

Selain sesar tadi, potensi gempa bisa berasal dari subduksi di laut Sulawesi bagian Utara. Wilayah ini berdekatan dengan wilayah Kecamatan Maratua dan kecamatan Pulau Derawan.

BMKG mencatat, hingga Agustus tahun 2023, terjadi 3 kali terjadi gempa bumi yang dirasakan di Kabupaten berau. Gempa pertama terjadi pada tanggal 16 Juli 2023 di sekitar perairan kasai-Mantaritip dengan magnitudo 3.2 kedalaman 10 km.

Gempa kedua terjadi tanggal 29 Juli 2023 di sekitar Biduk-biduk dengan magnitudo 2.0 kedalaman 9 km. Sementara gempa ketiga atau terbaru terjadi tanggal 26 Agustus 2023 di wilayah Tabalar dengan magnitudo 3.9 dan kedalaman 10 km.

Karena itu, langkah mitigasi terkait potensi gempabumi dan tsunami perlu dilakukan baik secara struktural maupun non-struktural. Terutama dalam menyiapkan sarana dan prasarana mitigasi bencana gempabumi dan tsunami di Kabupaten Berau.

Kolaborasi antara Pemkab Berau dan BKMG ini berdasarkan kondisi wilayah Berau tidak sepenuhnya aman dari potensi gempa bumi dan tsunami.

Mempertegas kolaborasi antara Pemkab Berau dengan BMKG, pada Rabu, 20 September 2023, BMKG Provinsi Kaltim diwakili Kepala Stasiun Meteorologi Kalimarau Berau Ade Heryadi dan Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid, melakukan audiensi dengan Bupati Berau Sri Juniarsih untuk membahas mitigasi potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah Berau.

Secara struktural, BMKG membangun shelter gempabumi termasuk sensor seismograph di Kecamatan Biduk-biduk, Kecamatan Teluk Bayur dan Kecamatan Maratua.

Selain memasang alat deteksi gempa, BMKG juga akan segera memasang tide gauge alat untuk mengukur perubahan naik turun permukaan air laut dan untuk deteksi tsunami di pelabuhan tanjung batu.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kalimarau Berau Ade Heryadi, infrastruktur lainnya yang perlu kerja sama dengan pemerintah daerah adalah pembangun terkait sireni tsunami, rambu jalur evakuasi, dan tempat evakuasi warga apabila terjadi gempabumi yang berpotensi tsunami.

Mitigasi non struktural melalui sosialisasi atau bimbingan teknis kepada masyarakat secara berkala.

“BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu kami terus berkolaborasi bekerja sama dengan stakeholder kebencanaan di daerah untuk menyiapkan mitigasi bencana gempa dan tsunami salah satunya dengan BPBD Kabupaten Berau,” ujar Ade Heryadi.

Kolaborasi BMKG dengan Pemda Berau ke depan adalah menyiapkan peta bahaya tsunami dan peta evakuasi tsunami tujuannya agar seluruh masyarakat mengetahui, memahami dan memiliki kepedulian berkait potensi tsunami di sekitar tempat tinggalnya serta mengetahui jalur dan tempat evakuasi.

“Kami mengapresiasi upaya mitigasi yang sudah dilaksanakan BMKG selama ini dan akan terus mensuport kegiatan mitigasi di masa mendatang. Kami juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga fasilitas kebencanaan BMKG yang sudah terpasang di tempat-tempat tersebut di atas serta meyakini informasi cuaca, iklim, gempabumi dan tsunami yang diterima hanya melalui sumber yang telah terverifikasi oleh BMKG,” ujar Bupati Sri Juniarsih melalui keterangan tertulis Humas Pemkab Berau. (*)

Back to top button
DMCA.com Protection Status