Legislator Samarinda Minta Pemerintah Tekan Harga Minyak Goreng
KLIKSAMARINDA – Presiden RI Joko Widodo telah memutuskan untuk menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng. Penyaluran itu akan menyasar 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Tidak hanya itu, 2,5 juta PKL yang berjualan makanan gorengan juga akan mendapatkan BLT minyak goreng dari pemerintah. Bantuan itu berupa uang tunai Rp100 ribu setiap bulan dan akan diberikan tiga bulan sekaligus sebesar Rp300 ribu.
Anggota DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar menanggapi adanya sikap pemerintah tersebut. Menurut Deni Hakim Anwar, kebijakan tersebut akan sangat membantu masyarakat di saat harga minyak goreng melonjak tinggi.
Karena itu, adanya BLT minyak goreng cukup membantu dampak kenaikan harga minyak goreng. Selain kebutuhan pokok lainnya, otomatis semua sektor akan terdampak dengan kondisi tersebut, terutama para PKL yang banyak menggunakan minyak goreng.
“Mereka yang berjualan menggunakan minyak goreng sebagai bahan dasarnya pasti sangat terbantu sekali dengan bantuan ini,” ujar Deni Hakim Anwar, Sabtu 2 April 2022 lalu.
Meski begitu, menurut Deni Hakim Anwar, pemerintah lebih baik menekan harga minyak goreng seperti sebelumnya daripada membagikan BLT. Sebab, saat ini harga minyak goreng benar-benar melonjak.
Jika kemarin harga minyak goreng kisaran Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per dua liter, kini harga minyak goreng melonjak sampai Rp54 ribu per dua liter di Samarinda.
“Saya tadi sambil cek-cek juga beberapa toko dan supermarket. Mereka jualnya sekitar Rp54 ribu untuk ukuran 2 liter. Betul-betul tinggi sekali. Jadi alangkah bijaknya jika pemerintah bisa menekan harga tersebut,” ujar Deni Hakim Anwar.
Alasan Deni Hakim Anwar dengan opsi menekan harga minyak goreng di pasaran agar masyarakat bisa menikmati minyak goreng dengan harga murah. Tujuannya agar daya beli masyarakat juga lebih terjangkau.
“Kalau terlalu mahal sekali cost-nya tidak sesuai, akhirnya akan berimbas kepada jualan mereka. Yang biasanya jual Rp10 ribu bisa jadi Rp15 ribu. Artinya, semua akan kena imbas karena harga minyak goreng yang sangat tinggi saat ini,” ujar Deni Hakim Anwar. (Pia-02/Adv)