KLIKSAMARINDA – Trend kasus positif baru Covid-19 di Provinsi Kaltim cenderung menurun. Per hari Selasa 26 Mei 2020, penambahan kasus terkonfirmasi positif berjumlah satu kasus.
“Penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1 kasus dari Balikpapan, yaitu BPN 52 (Laki-laki 47 tahun) merupakan OTG kontak erat BPN 38 dan BPN 42 dari kluster ABK dengan rapid test Reaktif. Kasus dirawat di rumah Observasi Pemkot Balikpapan sejak 14 Mei 2020. Kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo sejak terkonfirmasi hari ini,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak dalam video conference, Selasa 26 Mei 2020.
Penambahan kasus negatif sebanyak 16 kasus. Rinciannya Berau 3 kasus, Kutai Kartanegara 5 kasus, Kutai Timur 3 kasus, Penajam Paser Utara 3 kasus, Balikpapan 1 kasus, dan Samarinda 1 kasus
Penambahan kasus yang dilakukan pemeriksaan laboratorium sebanyak 64 kasus, yaitu dari Kutai Kartanegara 62 kasus dan Balikpapan 2 kasus.
Untuk orang dalam pengawasan (ODP) terdapat penambahan 184 kasus sehingga totalnya 9.892 kasus, selesai dalam pemantauan 187 kasus (total 9.184 kasus) dan masih proses pemantauan 708 kasus.
“Kasus terkonfirmasi positif bertambah satu kasus dari Balikpapan sehingga total 277 kasus. Sembuh tetap 122 kasus dan meninggal dunia tiga kasus,” ujar Andi Muhammad Ishak.
Walaupun penularan Covid di Kaltim masih terus berlangsung, menurut Andi Muhammad Ishak, namun peningkatannya cenderung menurun beberapa hari terakhir ini.
Tetapi, pemerintah tetap mengharapkan masyarakat tetap waspada dan berhati-hati serta selalu melaksanakan anjuran pemerintah.
“Tren penurunan kasus positif Covid-19 bukan berarti sudah selesai dan masyarakat bebas melakukan aktivitas. Sebab sampai saat ini belum ada kebijakan melonggarkan ataupun mencabut surat edaran Gubernur Kaltim. Masyarakat tetap disiplin melakukan protokol kesehatan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan orang,” ujar Andi Muhammad Ishak.
“Kita tidak boleh lengah. Hingga saat ini masih banyak sampel yang menunggu untuk diuji atau sekitar 300 sampel,” ujar Andi Muhammad Ishak. (*)