Kasus DBD di Kaltim Perlu Perhatian
KLIKSAMARINDA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, dr. Padilah Mante Runa menghadiri sekaligus membuka acara Pertemuan Sosialisasi Tatalaksana dan Diagnosa DBD di Aston Hotel Samarinda, Kamis 18 Maret 2021. Kegiatan Sosialisasi ini juga dihadiri oleh Kasubdit Arbovirosis Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI dr. Tiffany Tiara Pakasi, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Prov. Kaltim Setyo Budi Basuki, dan Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Ronny Setiawati.
Kegiatan berlangsung dari tanggal 17 hingga 20 Maret 2021 dan diikuti oleh peserta dari Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.
Dalam sambutan, dr Padilah Mante Runa menyatakan, keberhasilan pencegahan penyakit demam berdarah sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 1 rumah 1 Jumantik (G1R1J).
“Tiap-tiap keluarga harus memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab menjaga lingkungan tempat tinggalnya masing-masing serta anggota keluarganya dari sumber-sumber penularan penyakit DBD,” ujar dr. Padilah Mante Runa dalam sambutannya.
Dinas Kesehatan Kaltim mencatat, pada tahun 2018, jumlah kasus demam berdarah mencapai 4.100 dengan IR 112.4. Angka kematian 30 Orang, CFR 0,73%.
Sementara itu, data tahun 2019 menunjukkan bahwa kejadian DBD di Kalimantan Timur sebesar 176.6/100.000 penduduk, jauh di atas Indicator Program Yaitu 49/100.000 Penduduk.
Seluruh Kab/Kota di Kalimantan Timur memiliki IR lebih tinggi dari Indicator Program. Namun begitu, angka CFR di Kalimantan Timur 0.65% dan hanya Kabupaten Kutai Barat yang memiliki CFR di atas 1% pada tahun 2019.
“Kesehatan memang bukan segalanya. Tapi tanpa masyarakat yang sehat, tanpa derajat kesehatan yang tinggi, semua yang kita capai dan miliki tidak akan banyak berarti. Meskipun harta benda kita melimpah, akan tetapi tanpa didukung dengan tubuh dan jiwa yang sehat semuanya tidak bisa kita nikmati,” ujar dr. Padilah Mante Runa dalam akhir sambutannya. (*)