News

Demo Sopir Truk Tertahan di Poros Bontang Samarinda

KLIKSAMARINDA – Kemacetan panjang terjadi di jalan poros Samarinda-Bontang. Kemacetan terjadi akibat adanya penstopan ratusan supir truk asal Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), di area jalan dekat Bandara APT Pranoto Samarinda, Rabu 1 September 2021.

Aparat melakukan penghentian kendaraan truk sehingga para pengendara gagal masuk ke kota Samarinda untuk melakukan aksi di kantor Penegakan Hukum Kantor Lingkungan Hidup Kaltim,Jal an Untung Surapati Samarinda.

Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Wisnu Dian Kristanto, di depan Bandara APT Pranoto mengatakan pihak kepolisian hanya mengamankan lalulintas yang saat ini tidak teratur. Pihaknya membantu melakukan pengaturan lalulintas agar warga yang akan masuk atau keluar kota Samarinda tidak terdampak lebih parah.

“Mereka tadi mau masuk ke Samarinda. Namun karena ada penyekatan yang dilakukan tim gabungan Polri/TNI dan Satpol PP maka mereka tidak bisa masuk untuk menghindari terjadinya kerumunan di Kota Samarinda,” ujar Kompol Wisnu Dian Kristanto.

Akibat penstopan itu, kondisi jalan poros Samarinda-Bontang dekat Bandara APT Pranoto macet total dengan antrean kendaraan mencapai 10 KM. Arus lalulintas dari atau keluar Samarinda terhambat hingga 5 jam. Petugas pun terpaksa melakukan sistem buka tutup lalulintas,

Aksi yang menuntut pembebasan rekan mereka yang diamankan oleh petugas Gakum saat melakukan operasi di Taman Nasional Kutai. Sekitar 300 unit truck dari berbagai wilayah diturunkan dalam aksi ini.

Koordinator aksi Persatuan Leverasir Bahan Bangunan atau PL2B Kota Bontang, Syarifuddin mengatakan bahwa aksi yang dilakukan merupakan aksi solidaritas untuk meminta Gakum KLH untuk membebaskan rekan mereka.

“Kami masyarakat kecil cari makan dengan menyupir. Jika kami ditahan, bagaimana nasib keluarga kami, dari itu kami minta agar teman kami dibebaskan dan truk yang ditahan juga dibebaskan,” ujar Syarifuddin.

Syarifuddin menyatakan para pengendara truk ini hanya membeli batu untuk membantu masyarakat yang membangun rumah. Menurut Syarifuddin, jika kegiatan para pengendara truk pengangkut batu salah, mengapa Kantor Walikota Bontang tidak dibongkar.

“Karena batunya juga dari Taman Nasional Kutai,” ujar Syarifuddin.

Syarifuddin mengatakan, mereka dilarang masuk ke kota Samarinda karena saat ini sedang dilakukan pengetatan arus lalulinta ke Kota Samarinda.

“Kami dianggap akan menimbulkan kerumunan jika tiba di Samarinda sehingga kami diminta balik. Kami sadar bahwa aksi kami mengganggu para pengguna jalan. Dari itu kami minta maaf kepada para pengguna jalan karena aksi kami ini,” ujar Syarifuddin.

Setelah aksi kurang lebih 6 jam di depan bandara APT Pranoto Samarinda, perwakilan supir truk akhirnya dipanggil ke kantor Gubernur Kaltim untuk berdialog. (Jie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status