KLIKSAMARINDA – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Timur (Kaltim) merilis data perkembangan kasus Covid-19 per 25 Juni 2020. Angka penambahan kasus positif Covid-19 di Kaltim mencapai 17 kasus sehingga total kasus mencapai jumlah 473 kasus.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak menerangkan, perkembangan kasus Covid-19 di Kaltim masih tergolong dinamis. Perkembangannya, menurut Andi Muhammad Ishak, belum menunjukkan tanda-tanda menurun.
“Data yang ada menunjukkan perkembangan kasus ini sangat dinamis di Kaltim. Potensi penularan masih sangat besar,” ujar Andi Muhammad Ishak, saat teleconference melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis 25 Juni 2020.
Andi Muhammad Ishak merinci, kasus terbanyak yang terkonfirmasi positif Covid-19 per 25 Juni 2020 berasal dari Balikpapan. Jumlahnya mencapai 13 kasus.
Rinciannya sebagai berikut:
BPN 144 Laki-laki 42 tahun merupakan kasus OTG warga Balikpapan yang akan Kembali bekerja ke Paser, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
BPN 145 Laki-laki 38 tahun merupakan kasus OTG warga Bontang yang tinggal di Balikpapan, kasus merupakan kontak erat (rekan kerja) BPN 124 dan dirawat di RS Pertamina.
BPN 146 Laki-laki 33 tahun merupakan kasus OTG warga Jawa Barat yang bermukim di Balikpapan, kasus merupakan kontak erat (rekan satu lingkungan tempat tinggal) BPN 114, kasus dirawat di RS Pertamina.
BPN 147 Laki-laki 32 tahun merupakan kasus OTG warga Jawa Tengah yang bermukim di Balikpapan, kasus merupakan kontak erat (rekan satu lingkungan tempat tinggal) BPN 114, kasus dirawat di RS Pertamina.
BPN 148 Laki-laki 21 tahun merupakan kasus OTG warga Aceh yang bermukim di Balikpapan, kasus merupakan kontak erat (rekan satu lingkungan tempat tinggal) BPN 114, kasus dirawat di RS Pertamina.
BPN 149 Laki-laki 45 tahun merupakan kasus OTG warga Bontang yang bermukim di Balikpapan, kasus merupakan kontak erat (rekan satu lingkungan tempat tinggal) BPN 114, kasus dirawat di RS Pertamina.
BPN 150 Laki-laki 35 tahun merupakan OTG Warga Jawa Tengah yang akan bekerja di Balikpapan. Kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
BPN 151 Laki-laki 38 tahun merupaka OTG Warga Banten yang akan bekerja di Balikpapan. Kasus RS Pertamina Balikpapan.
BPN 152 Laki-laki 53 tahun merupakan OTG Warga Jawa Barat yang akan bekerja di Balikpapan dan rekan serombongan dengan BPN 151. Kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
BPN 153 Laki-laki 25 tahun merupakan OTG Warga Jawa Tengah yang akan bekerja di Balikpapan dan rekan serombongan dengan BPN 151. Kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
BPN 154 Laki-laki 32 tahun merupakan OTG Warga Balikpapan yang melakukan pemeriksaan mandiri Covid-19 sebelum kembali bekerja. Kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo.
BPN 155 Laki-laki 25 tahun merupakan OTG Warga Balikpapan yang melakukan pemeriksaan mandiri Covid-19 sebelum kembali bekerja. Kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo.
BPN 156 Laki-laki 38 tahun merupakan OTG Warga Balikpapan pelaku perjalanan dari Kalimantan Utara. Kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 lainnya berasal dari Kutai Kartanegara 2 kasus, yaitu KKR 67 (Laki-laki 30 tahun) merupakan kasus OTG warga Jakarta Timur yang akan kembali bekerja di Kutai Kartanegara. Kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan dan KKR 68 (Laki-laki 41 tahun) merupakan kasus OTG Warga Kutai Kartanegara yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan dan kontak erat (rekan kerja) BPN 151 dan BPN 152. Kasus dirawat di Wisma Atlet Kutai Kartanegara.
Dari Kutai Barat 1 kasus, yaitu KBR 30 (Laki-laki 39 tahun) merupakan kasus OTG Warga Kutai Barat pelaku perjalanan dari Palembang, Jakarta, dan Balikpapan yang akan kembali Kutai Barat. Kasus dirawat di tempat isolasi mandiri Perusahaan.
Dari Kutai Timur 1 kasus, yaitu KTM 46 (Laki-laki 13 tahun) merupakan OTG Warga Sulawesi Barat yang akan kembali ke Sulawesi Barat. Kasus dirawat di RSUD Kudungga Sangatta.
Hingga Kamis 25 Juni 2020, kasus terkonfirmasi positif di Kaltim menjadi 473 kasus, negatif 1.729 kasus, sembuh 354 kasus, probable 1 kasus, meninggal dunia 6 kasus, dan menunggu hasil lab 682 kasus.
Andi menambahkan perlu kewaspadaan semua pihak terutama mereka yang akan melaksanakan tahapan pelonggaran maka perlu dievaluasi kembali karena kasus semakin bertambah. (*)