Klik Undercover, Melacak Prostitusi Online di Samarinda
KLIKSAMARINDA – Bisnis prostitusi berbasis digital atau online tampaknya masih merajalela. Tak terkecuali di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam Klik Undercover kali ini, tim berupaya melacak jejak pelaku bisnis lingkaran hitam yang menjajakan layanan syahwat bagi pria hidung belang.
Kali ini, tim mencoba melakukan undercover buy melalui sebuah aplikasi jejaring sosial yang sering disebut aplikasi hijau.
Aplikasi ini awalnya merupakan sarana komunikasi sosial berbasis daring. Namun aplikasi ini kerap disalahgunakan para pelaku bisnis syahwat untuk menjajakan diri.
Melalui aplikasi tersebut, mereka menawarkan harga yang beragam hingga jenis layanan yang diberikan.
Tim melakukan undercover buy di sebuah rumah penginapan, Minggu, 18 Juni 2023, sekitar pukul 03.00 WITA dini hari. Letaknya di bilangan Jalan Remaja Sungai Pinang Kota Samarinda, itu,
Penginapan ini ternyata belum genap sebulan beroperasi.
Tak lama, saat jam menunjukkan pukul 03.07 WITA, tawaran pun berdatangan dari aplikasi itu. Melihat jaraknya, penawaran jasa syahwat itu datang dari radius 100 meter hingga 3 kilometer.
Dalam penawaran itu, ada tercantum jenis pelayanan, harga, hingga menyertakan lokasi.
Ada sebuah akun berinisial ID kemudian muncul. Akun ini hanya menggunakan foto profil yang tak menunjukkan wajah alias setengah badan saja.
Akun ID lalu menawarkan harga sekali kencan Rp700 ribu. Obrolan digital atau chatting pun berlanjut hingga tawar menawar dan transaksi terjadi.
Tak lama berselang, akun ID kemudian mengirimkan foto dirinya sedang berada di sebuah kamar. Kesepakatan pun tercapai dengan harga di angka Rp300 ribu.
“Oke deal, kak. Otw sudah,” balasnya dalam aplikasi tersebut.
Perjalanan berlanjut menuju rumah penginapan yang dimaksud. Chat berlanjut dengan memberi kabar sudah berada di lokasi.
“Naik ke lantai 6 kamar 601, Kak,” demikian akun ID menuliskan lokasi yang perlu didatangi.
Dua orang yang sedang duduk di teras penginapan tampak menyambut saat memasuki penginapan.
Keduanya diketahui kemudian adalah pegawai di penginapan tersebut.
“Selamat datang, Pak. Jangan dikunci stang, ya motornya,” ujar salah satu di antara mereka.
Beranjak menuju lift dan menuju kamar yang dimaksud, terdengan bunyi ‘ting tung’ pintu lift mengeluarkan suara tanda telah tiba di lantai tujuan.
Posisi kamar Nomor 601 berada di pojok paling depan dalam posisi pintu terbuka. Perlahan langkah kaki pun meniti menuju kamar tersebut.
Seorang wanita muda berbaju hitam celana levis berdiri menunggu. Tampak tato mawar besar di dada wanita itu.
Sempat terkejut karena wajahnya berbeda dengan foto yang dikirimkan melalui aplikasi. Namun, tak lama, wanita tersebut berkata, “Orangnya ada di dalam”.
Wanita bertato mawar di dada itu pun lantas keluar dan menutup pintu.
Melangkah ke depan, ada seorang wanita mungil menggunakan dress hitam menyambut dengan sopan.
“Masuk, kak. Duduk dulu,” ujarnya dengan logat khas kental.
Dari pengakuannya, wanita itu berasal dari sebuah kota di Kalimantan Selatan Kalsel.
“Maaf, kak. Bolehkan uangnya minta duluan?” tanya wanita tersebut kemudian menerima uang sesuai kesepakatan di aplikasi.
Wanita mungil itu tersebut sibuk dengan gawainya di tangan kanan saat bercakap-cakap. Dia fokus pada permainan menyatukan gambar dan bila beruntung mendapatkan uang atau judi slot.
Dari percakapan singkat itu, ID memberikan sejumlah informasi. Dari jam berapa mulai kerja, sehari biasa dapat tamu berapa tanya penulis.
“Jam 10 pagi kadang jam 1 an ya sampai shubuh, mentok dah kalau 10 tamu, cape gak tahan lagi,” jawabnya sambil menatap layar handphonenya.
Demi mencari alasan untuk batal menerima jasa layanan syahwat dari wanita itu, permainan pada gawainya bisa menjadi alasan.
“Masih lama, kah?” tanya penulis.
Namun wanita tersebut tidak menjawab. Justru masih fokus pada gawainya.
Sikapnya itu memperkuat alasan untuk membatalkan transaksi di penginapan malam itu. Tak lama berselang wanita tersebut masuk ke kamar mandi.
Suasana di dalam kamar itu tampak pengap. Ada dua tempat tidur lengkap dengan TV dan fasilitas lainnya.
Bau asap rokok meruap dalam kamar yang berantakan. Handuk berserakan di lantai. Bahkan bekas alat kontrasepsi laki-laki.
Terlihat bercak warna merah di salah satu tempat tidur menambah ketidaknyamanan. Besar kemungkinan, wanita ini baru saja melayani tamu.
Dia pun keluar dari kamar mandi. “Ayo, cuci dulu kak,” ujarnya.
Satu alasan lain untuk membatalkan transaksi malam itu adalah mengaku sudah ditunggu teman di bawah. Wanita itu pun mempertanyakan keputusan untuk membatalkan layanan malam itu.
“Betulan, kah ini gak jadi main? Maaf, ya kak, uangnya gak bisa kembali,” ujar wanita tersebut lirih.
Sesaat kemudian, ponsel wanita tersebut berdering. Sebuah panggilan masuk dan dia menjawabnya.
“Bentar lagi nih selesai,” ujar wanita itu singkat.
Saat beranjak keluar kamar dan menuju lift, seoarang pria sepantaran wanita tersebut masuk. Dia berbincang-bincang dengan wanita tadi.
“Lamanya kamu, nih. Dibayar lebihkah?” tanya pria tersebut.
Mungkin saja pria tersebut ialah kekasihnya. Atau, bisa jadi dia adalah mucikarinya. Tapi, pikiran itu hilang saat tiba di lobby penginapan.
Di lobby penginapan, beberapa pria muda tampak hendak memasuki ke lift. Mereka menggenggam gawai dan sedang menatap aplikasi hijau.
Dari aplikasi hijau tersebut, diketahui bahwa di penginapan itu ada sekitar 9 akun yang stay menawarkan jasa bisnis syahwat. (Pandu)