KLIKSAMARINDA – Peningkatan kasus Covid-19 di Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dampak terhadap pelayanan kesehatan. Khususnya terhadap ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim drg. Soeharsono menyampaikan, setidaknya ada dua dampak turunan yang bersentuhan langsung dengan pelayanan kesehatan, selain ketersediaan fasilitas kesehatan.
“Dengan statusnya yang selalu meningkat, tentu rumah sakit menjadi penuh jadi menjadi perhatian kita bersama,” ujar drg. Soeharsono seperti dirilis laman Diskominfo Kaltim, Rabu 3 Februari 2021.
Menurut drg. Soeharsono, jika dilihat dari tingkat keterpakaian ICU di rumah sakit lebih dari 70 persen dan ruang isolasi 82 persen, memerlukan adanya peningkatan kapasitas dari rumah sakit didalam melayani pasien Covid-19.
“Jadi dengan keterpakaian ICU 70 persen dan Isolasi 82 persen ini sudah masuk lampu merah,” ujar drg. Soeharsono.
Menurutnya, saat ini ada 29 rumah sakit yang memberikan pelayanan Covid-19, 16 diantaranya sudah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan maupun Surat keputusan Gubernur dan beberapa daerah yang melalui keputusan Walikotanya juga sudah menetapkan sebagai rumah rujukan Covid-19.
Permasalahan sekarang bukan hanya menyediakan sarana. Pun, terkait dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang ada seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan Covid-19.
“Penambahan tenaga ini tidak gampang, tidah hanya menyangkut pembiyaan, namun ketersediaan dari tenaga kesehatan ini,” ujar drg.Soeharsono.
Dirinya juga mengakui bahwa Dinkes Kaltim sudah meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk membantu memfasilitasi penambahan tenaga kesehatan.
“Kami ajukan 18 rumah sakit di Kaltim yang meminta tambahan tenaga baik dokter spesialis, dokter umun, perawat dan tenaga kesehatan lainnya,” uarnya. (*)