Warga Desa Kertabuana Kukar Antusias Ikuti Pawai Ogoh-Ogoh Jelang Perayaan Nyepi 2023
KLIKSAMARINDA – Masyarakat Desa Kertabuana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) kembali diwarnai dengan pawai ogoh-ogoh, Selasa sore, 21 Maret 2023. Pawai ogoh-ogoh ini sebagai bagian perayaan Hari Nyepi Tahun Saka 1945 yang sempat vakum selama 3 tahun akibat covid19.
Dalam pawai ogoh-ogoh kali ini, masyarakat antusias menyaksikannya. Ribuan warga memadati jalan yang dilewati peserta pawai ogoh-ogoh di desa yang dihuni mayoritas penduduk dari Provinsi Bali yang bertransmigrasi di tahun 1980-an.
Tidak hanya orang dewasa, tampak sebagian anak-anak Desa Kertabuana Kukar juga ikut memeriahkan pawai ogoh-ogoh dengan membawa patung ogoh-ogoh mini. Mereka adalah para pelajar taman kanak-kanak dan sekolah dasar Desa Kertabuana yang dikenal sebagai desa Bali di Kaltim ini.
Ogoh-ogoh yang diarak pada momen menjelang Hari Raya Nyepi ini pun tidak hanya dari umat Hindu saja. Ada juga dari umat agama lain yang ada di Desa Kertabuana serta kelompok pemuda setempat.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Kertabuana, I Komang Widriyana mengatakan umat Hindu rutin membuat ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh ini menggambarkan sifat keangkaramurkaan yang ada pada diri manusia.
I Komang Widriyana menerangkan, ogoh ogoh ini diarak dan kemudian dibakar yang melambangan sifat angkara murka itu dimusnahkan atau dikembalikan menjadi sifat yang baik, bijaksana, sebelum akhirnya umat hindu menjalankan brata penyepian.
“Seperti halnya burung garuda berhati manusia nantinya itu menggambarkan bahwa bagaimana kita meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Ibaratnya terbang seperti simbol-simbol muka yang berwujud dewa. Artinya bisa gak kita berperilaku seperti malaikat,” ujar I Komang Widriyana.
Jumlah ogoh-ogoh yang diarak dalam pawai ogoh-ogoh di Desa Kertabuana ada 5. Ogoh-ogoh ini juga dibuat oleh umat beragama lain yang menunjukkan keberagaman masyarakat Desa Kertabuana.
Hal tersebut juga memperlihatkan bahwa umat Hindu di Kaltim telah menyatu dan berbaur hidup bersama masyarakat Kukar yang memiliki adat dan agama yang berbeda.
Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Perada, I Made Tirta Yoga mengatakan, keterlibatan umat agama selain Hindu dalam rangkaian Perayaan Nyepi di Desa Kertabuana ini bukan lagi menjadi hal yang mengherankan. Desa Kertabuana, menurut I Made Tirta Yoga, telah dikenal tingkat dan nilai toleransi antarumat beragama yang cukup tinggi.
“Kegiatan pawai ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari pemusnahan bude kale atau diistilahkan sebagai perilaku buruk manusia. Sehingga bisa lancar dan kegiatan ini bisa kembali digelar tahun berikutnya,” ujar I Made Tirta Yoga.
Tidak hanya mengarak keliling kampung, pada saat pelaksanaan pembakaran ogoh-ogoh yang dilakukan di depan Pura Pasupati Kertabuana juga diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Kertabuana. Masyarakat antusias menyaksikan terbakarnya ogoh-ogoh yang menyimbolkan hancurnya angkara murka itu. (Suriyatman)