Penertiban Bangunan di Segmen Segiri SKM, Aparat Lakukan Langkah Persuasif
KLIKSAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda terus melakukan upaya penertiban rumah di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Segiri, RT 28, kelurahan Sidodadi. Setelah hari pertama Sekretaris Daerah (Sekda) Samarinda Sugeng Chairuddin memimpin aksi penertiban, kembali di hari ketiga, Kamis 9 Juli 2020 Sugeng ikut turun ke lapangan.
“Kita terus melakukan upaya persuasif kepada warga. Alhamdulillah sudah 60 warga yang menyerahkan rekeningnya dan akan kita bayar. Kita tidak membongkar, tapi membantu warga membongkarnya,” ujar Sugeng Chairuddin, melalui rilis.
Sesuai data Pemkot Samarinda, bangunan terdampak proyek normalisasi Sungai Karang Mumus di Segmen Segiri berjumlah 210 penerima dengan total keseluruhan Rp 2.737.640.000. Sugeng Chairuddin merincikan salah satu penerima dengan luas bangunan 24 meter persegi mendapat santunan Rp19.900.000 dengan rincian pembersihan Rp1.400.000, mobilisasi Rp1.400.000, sewa rumah Rp5.850.000 dan tunjangan kehilangan usaha Rp11.250.000.
Oleh karena itu, Sugeng menyatakan seperti harapan Walikota dan Wakil Walikota, agar warga terdampak bisa pindah dengan ikhlas tanpa harus bersitegang.
“Penertiban akan terus kita lakukan terhitung 7 Juli dan terus berlanjut. Ketika warga sudah menyerahkan rekening, pembayaran terus kita lakukan selanjutnya dilakukan pembongkaran. Bagi yang tidak mau, uang santunan akan dititipkan ke pengadilan,” ujar Sugeng.
Hingga hari ketiga pembongkaran, Sugeng Chairuddin tetap memantau di lokasi. Sugeng Chairuddin juga terlihat berdikusi dengan warga.
“Tadi ada anak istri dari pemilik rumah bertanya berapa mereka mendapat ganti rugi. Langsung saya kasih lihat data dan dia juga kaget melihat nilai. Akhirnya mereka menerima dengan santunan itu dan akan memberikan penjelasan kepada bapaknya. Mereka bersedia kok,” beber Sugeng.
Sugeng juga menyampaikan terima kasih kepada warga Segiri yang telah memberikan ruang kepada mereka untuk mengeksekusi terhadap rumah yang telah dibayar.
“Bisa dilihat sendiri, warga yang membongkar kita hanya membantu. Jadi tidak banyak personil yang masuk ke rumah warga,” ujar Sugeng.
Sugeng memohon hal ini akan diikuti warga lainnya.
“Kita akan terus komunikasi. Mereka serahkan rekening, kita bayar dan selanjutnya eksekusi,” tutur Sugeng. (*)