Kisah Kristianus Junior, Penari Dayak yang Terima Beasiswa di Uniba (2-Habis)
Rendi Susiswo Ismail menjadi sosok penting perjalanan Kristianus Junior di Universitas Balikpapan.
KETUA Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur, Uniba, ini mengatakan beasiswa yang diterima Kristianus Junior merupakan wujud apresiasi Uniba kepadanya yang telah melestarikan budaya.
Informasi mengenai pemberian beasiswa ini sendiri cukup unik. Sebab disampaikan saat Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur, Rendi Susiswo Ismail, disela mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik indonesia di Kantor Komisi Pemilihan Umum Kaltim, Jalan Basuki Rahmat.
“Kami memberikan beasiswa kepada Kristianus Junir bukan hanya karena menang lomba, tapi karena telah berpartisipasi melestarikan budaya suku Dayak,” katanya, Rabu 10 Mei 2023 lalu.
Menurut Rendi Susiswo Ismail, sosok Kristianus Junior bisa menjadi inspirasi generasi muda di Kabupaten Kutai Barat. Apalagi, apa yang dilakukan Kristianus Junior merupakan wujud kepeduliannya sebagai generais muda melestarikan budaya dari nenek moyang. “Kita butuh generasi muda seperti dia agar upaya pelestarian budaya leluhur tidak hanya menjadi tanggungjawab orangtua, tetapi juga anak muda,” tukasnya.
Sementara itu, Kristianus Junior mengungkapkan mulai tertarik membawakakan tarian Dayak saat kelas 6 Sekolah Dasar. Awalnya dia tampil saat pepisahaan sekolah. “Saya baru menekuni ini saat kelas 2 SMP (Sekolah Menengah Pertama, Red.) dan bergabung pada Sanggar Seni Seroyoq untuk mendalami tarian Dayak hingga saya lulus SMK (Skeolah Menengah Kejuruan, Red.),” kisahnya.
Bagi Kristianus Junir, menari sayang menyenangkan. Sebab, dia dapat berkespresi dan mengutarakan peraasaannya yang sulit untuk diungkapkan melalui kata–kata. “Saya menekuni beberapa tarian seperti tari Belian, tari Hudoq, dan tarian Dayak Bahau,” jelasnya.
Menurutnya, penting bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai warisan budaya dan seni tradisional, termasuk tarian daerah. Kristianus Junior berpendapat, banyaknya generasi muda yang malu membawakan tarian daerah mungkin disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti kurangnya pemahaman, tekanan sosial, atau kurangnya promosi terhadap budaya lokal.
“Penting menciptakan lingkungan yang mendukung dan mempromosikan keberagaman budaya sehingga generasi muda merasa bangga dan termotivasi untuk mempelajari dan menampilkan tarian daerah. Maka dari itu ayo kita kembangkan bersama–sama tradisi dan budaya kita agar tidak hilang seiring perkembangan zaman,” ajak Kristianus Junior. (fai)