Kepala Desa Margahayu Kukar Belajar Warisan Sejarah dan Pembangunan Berkelanjutan di Tiongkok
KLIKSAMARINDA – Kepala Desa Margahayu di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), Rusdi, ikut serta dalam studi banding di Tiongkok. Rusdi tidak pergi sendirian, melainkan bersama dengan 19 Kepala Desa lainnya dari Indonesia. Pengalaman ini membawa banyak pelajaran berharga ketika mereka mengunjungi Desa Dongziguan di Kabupaten Fuyang, Kota Hangzhou, Tiongkok.
Rusdi menjelaskan bahwa Desa Dongziguan adalah sebuah wilayah dengan nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi. Desa ini memiliki sejumlah bangunan kuno yang masih terawat dengan baik dan telah berdiri selama 1.500 tahun.
“Kunjungan kami ke sini telah memberi banyak manfaat, terutama dalam pemahaman praktik pembangunan desa yang berkelanjutan,” ujar Rusdi, Jumat, 20 Oktober 2023.
Dalam uraiannya, Rusdi menyoroti salah satu bangunan kuno yang sangat menarik, yaitu Rumah Agung Keluarga Xu, yang merupakan rumah tertua di desa tersebut. Informasinya, rumah ini memiliki arsitektur yang sangat khas dan dibangun pada akhir Dinasti Qing, masa awal perang saudara di Tiongkok.
Rusdi melanjutkan, selain Rumah Agung Keluarga Xu, Desa Dongziguan juga memiliki beragam bangunan bersejarah lainnya seperti Aula Anya, Aula Long Pool, Kuil Yue Shi, Aula Chunhe, Gedung Aula Zhu Jia, dan banyak lagi. Di sisi selatan desa kuno ini, juga terdapat Rumah Bergaya Hangzhou yang baru saja dibangun, yang menambah keindahan desa.
Rusdi berharap bahwa kunjungan ini akan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pembangunan desa dan pelestarian warisan budaya. “Semoga ilmu yang kami dapat dalam kunjungan ini bisa direalisasikan di Indonesia atau di desa masing-masing,” ujar Rusdi.
Kunjungan kepala desa dari Indonesia ke Tiongkok merupakan salah satu contoh nyata dari pentingnya studi banding internasional dalam pembangunan desa. Studi banding memungkinkan para pemimpin desa untuk melihat langsung praktik-praktik terbaik di negara lain dan menerapkannya di daerah mereka sendiri. Di samping itu, kunjungan semacam ini juga memperkuat hubungan antar-negara dan memungkinkan pertukaran pengetahuan yang bermanfaat.
Desa Dongziguan di Tiongkok adalah contoh yang menginspirasi. Sebagai desa dengan sejarah dan budaya yang sangat kaya, warga di sana telah menerapkan praktik pembangunan berkelanjutan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Pembangunan desa mereka mencakup pelestarian bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi.
Bagi kepala desa dari Indonesia, kunjungan ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana menjaga dan memanfaatkan warisan sejarah dan budaya dalam konteks pembangunan desa. Mereka juga belajar tentang bagaimana menciptakan desa yang berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi dan perkembangan infrastruktur diimbangi dengan pelestarian alam dan budaya. (Adv/DiskominfoKukar)