Kapal Penumpang Mogok Berlayar di Pelabuhan Samarinda

KLIKSAMARINDA – Kapal penumpang KM Prince Soya yang dioperatori PT Bunga Teratai rute Pelabuhan Samarinda ke pelabuhan Nusantara, Pare Pare, Sulawesi Selatan berhenti beroperasi. Operator kapal menghentikan operasional dua kapal penumpang yang melayani rute ini Minggu 1 Agustus 2021.
Sementara itu, KM Pantrokator yang berangkat dari Pare-pare dan jadwal tiba di Pelabuhan Samarinda pada Minggu pagi kemarin juga gagal berangkat karena tidak ada penumpang.
Menurut Direktur Utama PT Bunga Teratai, Syarif Sarafing, mereka terpaksa menghentikan pelayaran karena jumlah penumpang yang akan berangkat tidak menutupi biaya operasional. Keputusan itu diambil setelah terbitnya Edaran Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu.
Surat edaran itu antara lain dari Mendagri Nomor 25 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Surat Edaran (SE) Nomor 16 Satgas Covid-19 Nasional dan Surat Dirjen Perhubungan Laut Nomor 59 Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan orang dalam negeri, yang menggunakan transportasi laut, yang mewajibkan para pelaku perjalanan harus memiliki kartu vaksin, selain surat hasil PCR atau awab antigen negatif.
“Kita tidak berangkat karena jumlah penumpangnya hanya sekitar 100 orang. Hal ini diakibatkan karena edaran penumpang harus menyertakan sertifikat vaksin bagi yang ingin berlayar,” ujar Syarif Sarafing, kemarin.
Syarif Sarafing menyesalkan keluarnya surat edaran itu terlalu tergesa-gesa. Syarif Sarafing menilai bahwa harusnya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu sebelum pemberlakuan.
“Minimal jika edaran itu mau diberlakukan tempat penyuntikan vaksin disediakan bagi penumpang dipelabuhan, sehingga edaran itu tidak menjadi beban bagi calon penumpang,” kata Syarif Sarafing.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar dan Patroli KSOP Kalas II A Samarinda, Capt Slamet Isyadi, membenarkan penghentian operasional dua kapal penumpang di Pelabuhan Samarinda tersebut.
“Iya, kapal berangkat dan tiba di Pelabuhan Samarinda tidak ada sesuai informasi masing-masing operator. Karena jumlah penumpang dan muatan tidak menutupi biaya operasional,” ujar Capt Slamet Isyadi. (Jie)