Survei Online BPS, Banyak Warga Kaltim Harapkan Bantuan Sembako Kala PPKM
KLIKSAMARINDA – Terhitung sejak tanggal 3 Juli 2021 lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sejumlah tempat. Hal ini dilakukan untuk menekan persebaran virus corona yang terus meluas.
Sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, Badan Pusat Statistik melakukan Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-19 (SPMPMPC-19) secara daring (online) mulai tanggal 13-20 Juli 2021.
“SPMPMPC-19 bertujuan untuk mendukung penyusunan kebijakan pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19 melalui penyediaan informasi tentang kepatuhan diri dan masyarakat sekitar terhadap protokol kesehatan, pendapat masyarakat tentang vaksinasi, dan respon masyarakat dalam menyikapi masa pembatasan kegiatan,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Anggoro Dwitjahyono, 5 November 2021 lalu.
Anggoro Dwitjahyono menerangkan, SPMPMPC-19 menggunakan rancangan non-probability sampling yang disebarkan secara berantai (snowball). Desain kuesioner disusun dengan mengedepankan kenyamanan responden, dengan harapan banyak anggota masyarakat yang secara suka rela berpartisipasi dalam survei yang relatif singkat (13-20 Juli 2021).
“Survei Online ini dengan 1726 responden terdiri dari 47% laki-laki dan 53% perempuan. Hasil survei diharapkan dapat dengan mudah memahami informasi yang disajikan,” ujar Anggoro Dwitjahyono.
Menurut Anggoro Dwitjahyono, untuk wilayah Kalimantan Timur, hasil survei tingkat kepatuhan terhadap prokes cenderung lebih rendah dibandingkan dengan angka Nasional. Namun untuk pemakaian 1 masker, angka Kalimantan Timur lebih tinggi daripada Indonesia secara keseluruhan.
Hasil survei lainnya, tingkat kesadaran responden dalam mengurangi mobilitas, menjaga sirkulasi udara, menjaga etika batuk, dan meningkatkan imunitas juga terlihat sudah cukup baik secara nasional.
“Tetapi tingkat kesadaran responden dalam menjaga diri dari COVID-19 di wilayah Luar Jawa-Bali lebih rendah daripada responden di wilayah Jawa-Bali di berbagai aspek tersebut,” ujar Anggoro Dwitjahyono.
Hasil survei terkait harapan bantuan untuk responden agar tidak perlu pergi keluar rumah selama PPKM, menurut Anggoro Dwitjahyono, banyak responden yang mengharapkan bantuan sembako. Hal itu sesuai dengan kebutuhan keluarga agar tidak perlu melakukan perjalanan keluar rumah sebanyak 47,5% responden.
“Bantuan sembako merupakan hal yang paling diharapkan oleh hampir semua responden. Kecuali responden yang masih bersekolah yang lebih mengharapkan bantuan kuota internet 29,8%. Untuk harapan bantuan obat dan pelayanan kesehatan 46,6%, dan bantuan uang tunai 31,7%,” ujar Anggoro Dwitjahyono. (*)