Harga Kedelai dan Cabai di Kaltim Terkendali
KLIKSAMARINDA – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kaltim melakukan pengecekan harga sejumla komoditas di Pasar Segiri, Samarinda, Rabu 13 Januari 2021. Pengecekan ini untuk memastikan ketersediaan dan harga komoditas tersebut di sejumlah pasar.
Komoditas tersebut antara lain cabai dan kedelai. Pasalnya, warga di sejumlah wilayah di Kaltim merasakan kenaikan harga dari kedua komoditas tersebut.
Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim, Yadi Robyan Noor mengatakan bahwa kenaikan harga cabai ini hanya terjadi pada jenis-jenis tertentu.
“Misalnya harga cabai rawit kecil, memang ada kenaikan. Tapi kalau cabai merah besar tidak naik,” ujar Yadi Robyan Noor didampingi Kepala Bidang Perdagangan Heni Purwaningsih dan Kepala Bidang Pengawasan Barang Beredar Hj. Rumiati mengunjungi pedagang cabai dan kedelai di Komplek Pasar Pagi, Segiri dan Distributor kedelai UD. Mahakam Lestari.
Harga cabai terpantau ada yang naik dan turun pada hari ini di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Harga cabai merah besar turun dari Rp35 ribu per kilogram turun Rp10 ribu per kilogram, harga cabai merah keriting mencapai Rp45 ribu per kilogram turun Rp5 ribu per kilogram dari pekan lalu tanggal 04 Januari 2021.
Sebaliknya, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan mencapai Rp70 ribu per kilogram dari Rp60 ribu per kilogram pada tanggal 4 januari 2021 atau naik sebesar Rp10 ribu per kilogram.
Menurut salah satu pedagang cabai di Pasar Segiri, Arifin, pasokan cabai berasal dari Sulawesi karena harga lebih murah daripada kita ambil pasokan cabai dari Kepulauan Jawa, namun untuk saat ini cabai yang hari ini kita jual adalah dari Sulawesi.
Harga Cabai rawit memang naik Rp65 ribu sampai dengan Rp70 ribu per kilogram nya, minggu-minggu ini beda dengan cabai merah besar yang turun di harga Rp35 ribu per kilogram nya.
Selain itu untuk pasokan kacang kedelai aman, di pasar terdapat dua jenis kedelai yang beredar yakni kacang kedelai lokal dan kacang kedelai impor yang berasal dari Amerika.
Harga kacang kedelai dari distributor mencapai 9.700 per kilogram naik Rp1.700 dari harga normal Rp8 ribu per kilogram. Menurut H. Munazar Distributor kacang kedelai UD Mahakam Lestari menyebutkan bahwa pasokan kedelai impor hingga februari aman.
Kenaikan harga salah satunya disebabkan oleh importir dan permintaan yang besar, belum lagi saat ini Negara Cina juga mengkonsumsi kedelai yang cukup banyak sehingga mengakibatkan kenaikan harga tersebut karena ketergantungan kita dengan kedelai impor tetapi barang ada hingga 100 ton tiap minggu,
“Ini volume normal jika ada penambahan volume pasti akan terpenuhi. Masyarakat Kaltim dihimbau tidak panik melihat kenaikan harga kedelai dan cabai karena masih dibatas normal” ujar Yadi Robyan Noor.
Menurut data dari Dinas Perindagkop dan UKM Prov. Kaltim, konsumsi per kapita orang perbulan di Kaltim adalah 0,58 kilogram atau 0,02 kilogram per hari, sehingga kebutuhan Kaltim 2.181 ton perbulan,
“Kita memiliki stok hingga 4.500 ton sehingga cukup sampai dengan februari 2021” ujar Roby.
“Harga di Kepulauan Jawa bisa naik 100%, namun di Kaltim tidak sama hanya naik 21 persen Rp1.700 per kilogram nya ke harga Rp. 9.700 per kilogram dari harga sebelumnya Rp8 ribu per kilogram, harga eceran di pasar mencapai Rp11 ribu per kilogram saya kira wajar pedagang menaikan harga untuk mendapatkan keuntungan namun ada batas harga eceran tertinggi,” lanjut Roby.
Yadi Robyan Noor memastikan stok kedelai cukup aman hingga Februari mendatang. Kebutuhan kedelai di Kaltim sebanyak 2 ribu ton per bulan, sedangkan stok tersedia mencapai 4.400 ton.
“Kami sengaja mengajak teman-teman media untuk melihat dan bertanya langsung kepada pedagang dan distributor. Sekaligus untuk memastikan bahwa stok kedelai di Kaltim aman,” ujar Yadi Robyan Noor saat melakukan kunjungan ke Pasar Segiri, Pasar Pagi dan distributor UD Mahakam Lestari di Jalan AM Sangaji (Belibis) Samarinda.
Gambaran kondisi di lapangan, termasuk informasi ketersediaan barang di distributor yang cukup aman diharapkan tidak membuat perajin dan pelaku usaha (sentra) tahu dan tempe panik. Lalu mematok harga tahu dan tempe terlampau tinggi.
“Persediaan kedelai di Kaltim masih aman. Jadi, perajin tahu dan tempe, termasuk masyarakat tidak perlu panik,” ujar Yadi Robyan Noor.
Hal tersebut dibenarkan H Munazar Remmu, pemilik UD Mahakam Lestari. Menurutnya, tidak ada masalah terkait persediaan kedelai di Samarinda.
“Kalau di gudang saya ini tidak ada masalah. Satu minggu kurang lebih 100 ton. Tidak ada masalah dari importir yang jadi mitra kami. Berapa pun kami minta mereka siap. Bagi saya, yang terpenting perajin tahu dan tempe bisa tetap bekerja,” kata Munazar.
Namun diakuinya, memang ada sedikit kenaikan harga kedelai sejak akhir Desember tahun lalu. Kenaikan terjadi kemungkinan karena adanya aksi borong China atas produk kedelai Amerika, dari sebelumnya 15 juta ton per bulan menjadi 30 juta ton. Dampaknya terjadi lonjakan harga kedelai hingga 100 persen di Pulau Jawa.
“Kenaikan di Kaltim memang ada, tapi masih wajar. Sebelumnya Rp8 ribu per kg, sekarang Rp9.700 per kg,” kata Munazar.
Andi, seorang pedagang yang menjual kedelai di Pasar Pagi Samarinda juga mengaku stok dan harga kedelai masih aman.
“Samarinda aman pokoknya. Gak kayak heboh-heboh di Jawa. Lima hari lalu saya masih jual di harga Rp9 ribu per kg,” ujarnya. (*}