News

Antrean Panjang Kendaraan di SPBU Samarinda, Ini Penjelasan Pertamina Patra Niaga

KLIKSAMARINDA – Beberapa waktu lalu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyoroti antrean kendaraan yang akan mengisi bahan bakar minyak atau BBM yang ada di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Menurut Wali Kota Andi Harun, penyebabnya patut untuk dicurigai ada penyalahgunaan kuota BBM yang seharusnya tersedia, sehingga terjadi kelangkaan BBM.

“Saya berharap itu juga bisa diperiksa benar-benar. Jangan-jangan ada dugaan kuota BBM dialihkan ke industri dengan berbagai alasan,” ujar Wali Kota Andi Harun Minggu 19 November 2023 lalu.

Wali Kota And Harun berharap bahwa Pertamina, sebagai pemegang kewenangan utama dalam hal ini, dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan lebih baik.

“Pertamina bisa mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini agar kelangkaan BBM dan antrian panjang dapat diminimalkan, memberikan kenyamanan kepada masyarakat,” ujar Wali Kota Andi Harun.

Menanggapi masukan yang diberikan oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, Area Manager Comm, Relations & CSR Kalimantan · PT Pertamina Patra Niaga Arya Yusa Dwicandra mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya telah berupaya untuk mengoptimalkan penyaluran BBM khususnya dari wilayah Kalimantan Timur terkhusus lagi di Samarinda.

Area Manager Comm, Relations & CSR Kalimantan · PT Pertamina Patra Niaga Arya Yusa Dwicandra

Arya Yusa Dwicandra menyatakan, di Samarinda ini ada sekitar 34 SPBU. Di antaranya 29 SPBU reguler dan juga 5 non SPBU reguler yang setiap harinya menyalurkan BBM ke masyarakat. Setiap hari, pihaknya telah menyalurkan BBM Pertalite ke Samarinda itu sebanyak kurang lebih 400 kiloliter per hari.

“Saat ini masih banyak antrian disetiap SPBU karena beberapa waktu terakhir telah terjadi penyesuaian harga dimana Pertamax mempunyai disparitas harga cukup tinggi dengan Pertalite jadi distrabitas harganya sampai 4000 rupiah sehingga banyak konsumen yang mengisi non subsidi pindah ke subsidi,” ujar Arya Yusa Dwicandra saat ditemui pada Selasa 28 November 2023.

Saat ini, konsumsi Pertalite lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Kenaikan yang terjadi sekitar 5-10 persen.

Menurut Arya Yusa Dwicandra, antrean ini tidak terlihat di awal tahun ketika harga Pertamax Rp12.000 dan Pertalite Rp10.000.

“Hal ini, kan tidak terlihat ketika di awal tahun saat Pertamax harga Rp12.000 dan Pertalite Rp10.000. Ini antrean sama-sama panjang karena banyak masyarakat membeli Pertamax tapi karena harganya tinggi itu menjadi banyak yang berpindah ke Pertalite,”ujar Arya Yusa Dwicandra.

Arya Yusa Dwicandra berharap buat para konsumen yang sudah menggunakan Pertamax tetap di Pertamax. Konsumen Pertalite ini adalah mereka yang memang seharusnya berhak menggunakan Pertalite sesuai strata ekonominya. (Pia)

Back to top button
DMCA.com Protection Status