News

Tak Cuma Karyawan, Dokter Spesialis RS Haji Darjad Juga Tak Dibayar Manajemen

Nasib tunggakan gaji di Rumah Sakit (RS) Haji Darjad ternyata tak hanya dialami karyawan. Para dokter spesialis yang pernah bertugas di sana, juga dikabarkan belum mendapatkan bayaran. Bahkan sejak setahun terakhir.

KLIKSAMARINDA bersama media lain mencoba mewawancarai sejumlah dokter spesialis yang pernah bekerja di sana sejak Senin 17 Maret 2025 hingga Minggu 23 Maret 2025. Hasilnya, sebagian besar dari mereka mengakui belum dibayar. Lantaran masalah ini, mereka kemudian memillih berhenti di RS Haji Darjad dan melanjutkan prakik di tempat lain.

Sayangnya, tidak semua dokter spesialis tersebut berkenan diwawancarai lebih lanjut. Hanya segelintir diantaranya berkenan bercerita. Tentu dengan sejumlah syarat. Misalnya, seluruh identitas mereka tidak diungkap ke publik. Alasannya, agar tidak ada conflict of interest dengan tempat mereka bekerja saat ini. Selain itu, agar proses pelunasan pembayaran oleh manajemen RS Haji Darjad tidak terhambat dikemudian hari. Pun, detail-detail informasi lain yang bisa mengungkap identitas mereka.

Dr Z –misalnya– mengaku nyaris setahun lebih belum mendapatkan pembayaran. Dia sendiri telah melakukan pelbagai upaya untuk mendapatkan haknya melalui manajemen RSHD yang dipimpin Iliansyah –Chief Executive Officer (CEO) RSHD serta Direktur Utama (Dirut) PT Medical Etam (ME) yang membawahi RS Haji Darjad– dan Sulikah –General Manager (GM) RS Haji Darjad. Lantaran tak ada kejelasan pembayaran, dr Z kemudian memilih untuk berhenti praktik di RS Haji Darjad. “Saya sudah coba hubungi lewat WA (WhatsApp, Red.) dan telepon. Tapi tidak ada respon,” ujarnya, saat dihubungi media ini.

Pengakuan dr Z setali tiga uang dengan dr Y. Dia mengaku, dijanjikan nominal pembayaran oleh manajemen RS Haji Darjad. Meski enggan mengungkap angka, dr Y menyebut janji tersebut tak kunjungi dipenuhi setelah beberapa bulan dua membuka praktik di sana. “Kalau untuk komunikasi sudah beberapa kali. Tapi hanya dijanjikan. Sampai saat ini belum ada pembayaran,” ucapnya lewat sambungan telepon.

Sementara itu, dr X, yang dihubungi media ini via chat WhatsApp (WA) pada Minggu 16 Maret 2025 lalu, juga membenarkan kabar tak dibayarnya sejumlah dokter spesialis di RSHD. Ia mengaku sempat tak menerima pembayaran selama beberapa bulan. “Sempet mmg lama ga dibayar,” tulisnya.

Perihal kinerja buruk manajemen RS Haji Darjad mengenai tunggakan gaji dokter spesialis –sekaligus karyawan, dr X juga membenarkan. “Bener ini. Trllau banyak mmg spesialis yang dirugikan,” balasnya.

Meski mengaku telah mendapat haknya, pembayaran yang dilakukan manajemen RS Haji Darjad sejatinya belum selesai. “Kalo aku alhamdulillah. Dibandingkan tmn2 lain berbulan2. Tp kayak ya sdhlah aku dah males,” lanjut pesan singkat dari dr X.

Menariknya, dr X mengaku tak pernah disodorkan kontrak kerja secara tertulis oleh manajemen RS Haji Darjad. “Tidak ada. Lisan aja,” jawabnya. “Dan dulu waktu masuk darjad sbnnrya sdh diingatkan temen kalo disitu manajemennya ga bagus. Jd kayak ya ini salahku juga. Knp masih mau gabung,” timpal dr X.

Media ini lalu sempat bertanya mengenai pengalaman dr X bekerja di RS Haji Darjad. Baginya, banyak hal tidak baik berjalan di sana. Mulai dari pengelolaan, transparansi, kebijakan, dan lainnya. “Semua,” singkat dr X.

Jajaran Manajemen RS Haji Darjad. CEO RS Haji Darjad Iliansyah (kelima dari kanan) dan GM RS Haji Darjad Sulikah (keenam dari kanan). (FOTO: Instagram @rs.hajidarjad_)

Sementara itu, kesaksian serupa juga datang dari dr Q. Dokter spesialis ini mengaku pernah bekerja di RSHD. Tapi dia memutuskan berhenti di tahun yang sama saat dia bekerja di sana. Hal ini lantaran manajemen RS Haji Darjad tak menunjukan itikad baik dan menjalankan komitmennya. Padahal sedari awal, dr Q menyatakan, manajemen RS Haji Darjad sendiri yang menegaskan pembayaran maksimal dilakukan tiga bulan sekali.

“Saya ditanya berapa (gaji, Red.). Saya sampaikan ke mereka (manajemen RS Haji Darjad, Red.) sistemnya flat saja,” urainya, saat diwawancara via telepon WA, Sabtu 15 Maret 2025.

Di bulan pertama bekerja, jelas dr Q, dia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional kepada rumah sakit dan pasien. Namun saat menginjak bulan ketiga bekerja, kejanggalan mulai terasa. Manajemen RS Haji Darjad tak memberikan informasi dan kejelasan apapun kepadanya mengenai gaji. “Saya sudah WA dan telepon berkali-kali, tapi tidak direspon sama sekali,” ungkapnya.

Dia berharap, manajemen RS Haji Darjad punya itikad baik. “Saya juga sebenarnya tidak mau menyusahkan mereka (manajemen RSHD, Red.). Tapi kan memang tidak ada itikad baik. Tiap hari saya follow up. WA dan telepon. Baik pakai bahasa yang baik maupun bahasa yang keras. Tapi tidak direspon,” jelasnya.

Dr Q mengaku prihatin terhadap kondisi RSHD. Terutama para tenaga kesehatan (nakes) yang tak mendapat haknya sebagai pekerja. “Kalau pun gaji mereka dibayar, tidak sampai 100 persen,” terangnya.

MANAJEMEN DIDUGA PUNYA MODUS

Dr Q menerangkan, manajemen RS Haji Darjad diduga juga melakukan beberapa modus yang dilakukan kepada sejumlah dokter spesialis yang bertugas di sana. Misalnya, mereka tak diberikan surat perjanjian kontrak secara tertulis. Saat hal ini ditanyakan, manajemen RS Haji Darjad selalu berkilah. “Saya tanya, kapan tanda tangan surat kontrak. Mereka (manajemen RSHD, Red.) bilang nanti saja,” paparnya.

Modus lain yang diduga dilakukan, ujar dr Q, adalah merekrut dokter yang baru lulus. “Mungkin karena kebanyakan dokter yang baru lulus tidak tahu apa-apa. Mereka kan pasti senang ketika lulus langsung dapat kerja,” urainya.

Itu sebabnya, X menegaskan, RS Haji Darjad sudah selaiknya ditutup. Sebab, pengelolaan rumah sakit tak hanya merugikan para dokter spesialis. Tetapi juga tenaga kesehatan (nakes) dan terganggunya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Kalau bisa tutup saja itu Rumah Sakit Darjad, karena banyak merugikan orang,” cetusnya.

Sementara itu, KLIKSAMARINDA bersama media lain telah mencoba kesekian kali mengkonfirmasi masalah ini kepada manajemen RS Haji Darjad. Sayangnya, tak ada respon apapun. Bahkan pada Selasa 18 Maret 2025 dan Sabtu 22 Maret 2025 lalu, media ini mencoba kembali menghubungi manajemen RS Haji Darjad via call center 0541-732698 dan tak ada tidaklanjut apapun dari petugas Front Office (FO) yang bertugas saat itu. (ak/ks/de/tm)

One Comment

  1. Hihi dokter2 UGD nya juga blm di gaji 3 bulan, ditagih ke managemen juga sunyi senyap. Tapi kebanyakan dokter UGD sifatnya parttimer yg tdk punya perjanjian kerja, dan mungkin yg full timer juga tidak punya perjanjian kerja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Maaf Konten Diproteksi oleh Sistem !! Sila hubungi redaksi melalui email kliksamarinda.@gmail.com
DMCA.com Protection Status