DPRD Kaltim

Ketersediaan Listrik di Indonesia Harus Terpenuhi Sebelum Elektrifikasi Kompor Ditetapkan

KLIKSAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, menyikapi wacana Pemerintah Pusat terkait rencana peralihan kompor gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik atau elektrifikasi kompor.

Menurut Muhammad Samsun, sebelum menetapkan peralihan kompor gas ke listrik, Pemerintah Pusat harus menjamin ketersediaan listrik di Indonesia ini sudah tercukupi.

Jika listrik sudah terpenuhi dan tersebar di Indonesia, maka wacana itu sangat bagus untuk diterapkan.

“Ketersediaan listrik kita harus terjamin dulu. Kalau ketersediaan listrik kita ini sudah over power, saya pikir wacana itu menjadi hal yang bagus,” ujar Muhammad Samsun saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa 27 September 2022.

Selain itu, Muhammad Samsun juga meminta agar pemerintah harus memperhatikan beberapa hal ketika wacana elektrifikasi kompor itu diterapkan.

Satu di antaranya adalah jaringan atau arus listrik dipastikan sudah benar-benar settle di Indonesia, khususnya wilayah Kaltim.

Bukan tanpa maksud politikus PDI Perjuangan ini memberikan masukan tersebut. Muhammad Samsun menyatakan agar rutinitas masyarakat di Indonesia tidak terganggu atau mendapat kendala ketika menggunakan kompor listrik.

Pasalnya, arus listrik yang tidak beraturan akan mengganggu proses memasak.

“Listrik harus benar-benar settle di Kaltim. Kalau ternyata masih byar-pet lalu saat masak dan listrik padam tentu ini menjadi kendala pula,” ujar Samsun menambahkan.

Selanjutnya, Muhammad Samsun juga menyarankan agar pemerintah lebih cermat lagi menghitung perbandingan antara dampak positif dan negatif jika ingin mengeluarkan sebuah kebijakan.
Terutama, seberapa menguntungkannya peralihan kompor gas ke listrik ini untuk masyarakat.

“Pemerintah perlu menghitung lebih besar mana antara biaya listrik atau gas. Kalau listrik tetap lebih tinggi, maka saya yakin tidak akan diminati masyarakat,” ujar Muhammad Samsun.

Pria kelahiran Jember itu juga meminta pemerintah untuk memperhitungkan bahan baku energi listrik yang digunakan saat ini. Bahan baku hemat energi yang terbarukan atau bahan baku energi fosil.

“Kalau menggunakan energi fosil seperti tenaga diesel dan sebagainya, tentu memiliki keterbatasan yang semakin lama itu high cost (pengeluaran tinggi),” paparnya.

Namun beda hal jika bahan baku listrik di Indonesia menggunakan energi terbarukan (berasal dari proses alam yang berkelanjutan). Misalnya, seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses biologi dan panas bumi.

“Tetapi kalau energi listrik saat ini yang digunakan adalah energi terbarukan seperti tenaga matahari, angin atau yang lainnya. Maka akan menjadi lebih hemat, bagus saja itu. Jadi, pemerintah harus benar-benar memastikannya terlebih dulu,” ujar Muhammad Samsun. (Pia/Adv/DPRDKaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status