Ragam

Ekonomi Kreatif Lokal Mampu Mendunia

KLIKSAMARNDA – Walau memicu krisis ekonomi bangsa, pandemi virus corona atau covid-19 rupanya turut berandil besar dalam perkembangan ekonomi kreatif nasional, khusus e-commerce. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif justru menyumbang sebesar Rp 1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun 2020.

“Sumbangan ekonomi kreatif pada PDB Indonesia 2020 Rp 1.100 triliun, data dari Focus Economy Outlook 2020,” ujar Menteri Sandiaga Salahuddin Uno dalam siaran tertulis pada Minggu 17 Januari 2021 kemarin.

Menurut Menteri Sandiaga Salahuddin Uno, data tersebut menjadi bukti sektor ekonomi kreatif mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Industri kreatif memang dihantam krisis, orang yang bermental kreatif akan mampu beradaptasi dengan situasi apapun,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno.

Menteri Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, pariwisata dan performing art yang paling terdampak, namun ekonomi kreatif punya DNA survival yang sangat-sangat luar biasa. Dan DNA survival ini yang paling penting, yaitu DNA kreativitas itu sendiri. Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, selama pandemi covid-19, industri digital kian berkembang, khususnya Digital Startup dengan sejumlah produk kreatif di dalamnya.

Hingga kini, tercatat ada sebanyak delapan juta usaha ekonomi kreatif di Indonesia. Bahkan Indonesia kini didaulat sebagai negara terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

“Jika melihat pada kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sebagai urutan ketiga dunia, Indonesia memiliki potensi untuk terus meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian kita,” ujar Menteri Sandiaga Salahuddin Uno.

Tidak hanya itu, berdasarkan data, tiga dari 17 sub sektor ekonomi kreatif dibanggakannya menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor seperti fashion, kuliner dan kriya.

Peringkat pertama diduduki kuliner dengan perolehan terbesar, yakni sebesar 41 persen, sedangkan fashion berkontribusi sebesar 17 persen dan kriya sebesar 14,9 persen. Sementara itu, peringkat tiga teratas untuk produk wisata dan ekonomi kreatif yang sekarang menjadi primadona wisatawan antara lain, nature (wisata alam), active lifestyle (aktivitas keseharian) dan kuliner.

Hal tersebut dibuktikan Sandi lewat komentar Dedy Corbuzier beberapa waktu lalu. Pria kelahiran Jakarta, 28 Desember 1976 itu mengaku kepada Sandi kalau Medan adalah destinasi favorit karena makanannya yang khas.

“Nah ini adalah sebuah peluang, pandemi ini berdampak, tapi karena terbatasnya mobilitas kita harus meningkatkan utilitas. Kita harus meningkatkan inovasi dan adaptasi kita,” ungkap Sandi.

Selain itu, dari 17 sub sektor ekonomi kreatif, banyak yang justru jadi juara di tengah pandemi. Indonesia pun katanya sudah menjadi jawara e-commerce di Asia Tenggara.

Sebab, sebanyak 52 persen transaksi e-commerce di kawasan Asean sepanjang tahun 2020 berasal dari Indonesia dengan nilai transaksi lebih dari Rp 172 triliun atau 12,2 miliar USD.

“Produk kreatif kita sangat berpeluang untuk mendunia,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status