KLIKSAMARINDA – Kota Samarinda per 26 April 2020, memiliki 15 kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Penambahan jumlah pasien positif terkonfirmasi Covid-19 ini terjadi dalam sepekan, dari angka 10 kasus menjadi 15 kasus. Pasien terkonfirmasi positif tersebut dari Kluster Gowa dan masih mendominasi sehingga tidak ada transmisi lokal.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismed Kusasih, peningkatan kasus terkonfirmasi positif virus corona sudah terdeteksi. Perhitungan dari Dinkes Kota Samarinda, puncak pandemi wabah virus cirona di kota Samarinda, kemungkinan dalam kurun waktu 2 sampai 4 minggu ke depan.
Namun pihaknya sudah mempersiapkan untuk mengantisipasinya. Bahkan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bekerja semakin maksimal.
“Yang kami lihat kepercayaan masyarakat yang naik turun terhadap Covid-19. Banyak aspek yang harus kita lihat. Kalau di luar aspek kesehatan, saya gak mau komentar,” ujar Ismet, Minggu sore 26 April 2020.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda telah melakukan upaya antisipasi membludaknya pasien terkonfirmasi. Misal, Dinkes Samarinda dengan cara menampung para pasien dengan pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Karantina di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Samarinda.
“Salah satunya seperti membuka Rumah Sakit Karantina Covid-19 di Balai Pelatihan Kesehatan. Rumah Sakit ini mampu menampung hingga 80 pasien dalam pengawasan. Itu untuk pasien orang tanpa gejala,” ungkap Ismet.
Untuk pasien PDP yang memiliki kondisi klinis sedang dan berat bisa dirawat di RS AW Syahranie Samarinda dan RSUD IA Moeis. Jika terjadi pandemi, imbuh Ismet, tenaga medis RSUD AW Syahranie dan RSUD IA Moies memiliki stamina yang cukup untuk merawat pasien-pasien covid-19 yang sedang hingga berat.
“Karena di puncak pandemi pasti terjadi lonjakan kasus,” ujar Ismed.
Hingga 26 April 2020, pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD AWS dan IA Moeis di Samarinda tidak ada yang tergolong berat. Apalagi pasien berat yang membutuhkan ventilator. (Jie)