Lomba Lari Run Street Ramadan Semarakkan Malam Ramadan di Tenggarong

KLIKSAMARINDA – Suasana meriah terlihat pada lomba lari 100 meter bergengsi Run Street Ramadan Kapolres Cup 2024 yang diselenggarakan di Jalan Panji, Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara pada Sabtu hingga Minggu dini hari 31 Maret 2024. Lomba lari yang dibuka untuk kategori pria dan wanita umum ini diikuti oleh 250 peserta, bahkan jumlah peserta dipastikan akan terus bertambah jika tidak dibatasi.
Berbeda dengan lomba lari pada umumnya, pada Run Street Ramadan Kapolres Cup 2024 semua peserta dilarang menggunakan sepatu. Tidak ada kualifikasi khusus untuk peserta, baik dewasa maupun anak-anak. Semua peserta langsung diadu dan setiap satu kali start berjumlah 4 peserta, kemudian diambil satu peserta untuk lolos ke babak selanjutnya.
Perlombaan ini terbuka untuk semua kalangan tanpa batasan usia pada kategori umum. Hal ini cukup menambah antusiasme para peserta dan juga para penonton yang memadati Jalan Panji sejak Sabtu malam.
Bagi para peserta, kegiatan ini dianggap sebagai kegiatan yang menyenangkan (fun) untuk menjaga kesehatan. Karena selama menjalani puasa Ramadan, mereka kurang melakukan aktivitas fisik, sehingga kegiatan lari pada malam hari ini dianggap sebagai aktivitas yang menyenangkan.
“Ini cuma ikut fun-fun saja, fun-fun aja, sudah sering,” ujar salah satu peserta yang berinisial Alo.
Kapolres Kutai Kartanegara, AKBP Heri Rusyaman, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mengakomodir keinginan masyarakat agar olahraga ini bisa dikembangkan sebagai upaya pembinaan.
“Sebelumnya kegiatan ini dilarang karena dianggap mengganggu akses jalan umum yang digunakan oleh masyarakat. Namun, setelah dilakukan kajian, Polres Kutai Kartanegara akhirnya mengizinkan dengan catatan kegiatan dilakukan di jalan yang tidak digunakan oleh masyarakat, salah satunya Jalan Panji,” ungkap AKBP Heri Rusyaman.
AKBP Heri berharap lomba lari malam ini dapat menjadi tradisi yang mendorong pemuda untuk mengarahkan minat mereka ke dalam kegiatan yang lebih bermanfaat.
“Ini mungkin salah satu indikator dari kegiatan yang tadinya dinilai negatif seperti balapan motor liar, nongkrong yang tidak terarah. Tapi kalau kita kasih wadah, dan alhamdulillah ini bisa disaksikan, yang tadinya nongkrong di tempat-tempat rawan, kita kumpulkan di sini. Anak-anak yang biasa balapan motor liar akhirnya kita larikian untuk olahraga, yaitu lari malam di bulan suci Ramadan,” ungkapnya.
Lomba ini dibagi menjadi dua kategori, pelajar dan umum, dengan syarat peserta bukan atlet profesional. Kegiatan ini terbilang unik karena tidak hanya digandrungi oleh anak-anak muda, tetapi juga diminati oleh orang-orang tua yang antusias menyaksikan lomba lari tersebut. (Suriyatman)