News

Klarifikasi Rektor ITK, Sadar Postingannya Tuai Pro Kontra

KLIKSAMARINDARektor Institut Teknologi Kalimantan atau ITK, Prof Ir Budi Santosa Purwokartiko, MS, PhD, memberikan klarifikasi terkait postingan yang menuai kontraversi. Prof Budi mencoba mengklarifikasi, melalui keterangan pada Minggu 1 Mei 2022.

Budi menjelaskan, postingan yang diunggahnya di laman pribadi Facebook miliknya pada 27 April 2022 lalu dibuat setelah mewawancarai calon peserta student mobility.

Budi mengaku kaget saat proses wawancara. Dari 14 peserta yang dia wawancarai, didominasi kaum hawa dengan jumlah 14 mahasiswi.

“Nah biasanya kan anak-anak kita yang memasuki usia mahasiswa itu kan mulai pakai kerudung ya. Lah ini kebetulan kok enggak ada yang berkerudung semua. kok ya seperti mahasiswa zaman dulu ya. Saya cukup surprise loh, ini liat anak-anak cukup mengejutkan. Makanya saya nulis itu,” kata dia.

Budi sampaikan bahwa semangat dalam tulisan yang diunggahnya itu karena peserta punya kemampuan akademik pintar. Indeks prestasi (IP) mereka mencapai 3,8 dan 3,9. Begitu juga dengan Bahasa inggris peserta yang dia nilai sangat lancar.

Budi sebut cas cis cus menggambarkan lancarnya bahasa Inggris peserta ini. Apa yang ditunjukkan mahasiswi-mahasiswi ini, kata Budi, pasti membuat orang tua kagum. Apalagi, semuanya open minded

Soal penggunaan kalimat tidak ada yang menggunakan kerudung ala manusia gurun yang kemudian jadi masalah. Budi mencoba meluruskan.

Ia menyebut pemilihan kalimat itu sejatinya untuk menggambarkan kondisi orang timur tengah yang banyak, pasir, angin, panas sehingga harus menggunakan penutup kepala.

“Ya gaya anak-anak muda seperti dulu. Di situ saya tidak ada kata-kata bahwa yang menggunakan kerudung saya akan nilai jelek, tidak ada. Saya ngomong seperti itu, sama sekali tidak ada. Saya hanya menceritakan bahwa kebetulan dari 12 itu tidak ada yang pakai kerudung,” kata dia.

Di sisi lain, Budi juga sadar bahwa postingannya menuai prokontra. Dia menilai, itu merupakan konsekuensi bahasa tulis.

Dia juga paham, persepsi orang bakal berbeda-beda. “Saya hanya menyayangkan ada yang memberi pengantar seakan-akan saya tidak adil dan diskriminatif. Ini saya sangat menyayangkan,” lanjut dia.

Dia juga memastikan tak punya tendensi tertentu dalam membuat tulisan tersebut. Budi menegaskan, tulisan tersebut sama sekali tak bertujuan merendahkan mahasiswi yang berkerudung.

“Satu lagi. Ini adalah opini pribadi saya, tidak ada sangkut pautnya dengan ITK,” jelas dia. Ya, Budi menilai pihak ITK tak perlu terseret dalam persoalan ini. Bahkan, jika ada pihak yang ingin mengklarifikasi, Budi mempersilakan menghubungi dirinya secara pribadi. “Bukan kampus. Saya enggak ingin membawa kampus ITK ke dalam masalah ini. Karena ini masalah saya,” ujar dia.

Sebelumnya Rektor ITK ini banyak dikecam karena postingannya di media sosial diniali rasis dan penuh kebencian.

Siaran pers ITK menegaskan, tulisan Prof Budi Santosa adalah tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan Rektor ITK.

Karena itu ITK meminta masyarakat tidak mengaitkan dengan kampus dan mempersilakan meminta klarifikasi langsung ke Prof Budi Santosa.

Berikut isi status Budi yang dinilai rasis itu:

Tulisan Budi Santoso menceritakan saat menyeleksi para mahasiswi yang akan belajar ke luar negeri melalui biaya LPDP.

“Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun,” tulis Budi Santoso.

Kata Budi Santoso, para mahasiswi yang akan belajar ke luar negeri tanpa penutup kepala manusia pemikirannya terbuka.

“Mereka mencari Tuhan di negara-negara maju seperti Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat bukan ke negara orang-orang pandai bercerita tanpa karya teknologi,” ungkapnya.

Budi Santoso sudah menghapus tulisan kontroversi di Facebook-nya.

Warganet juga menemukan jejak digital tulisan Budi Santoso yang diduga membenci Habib Rizieq Syihab. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status